Tuesday, September 29, 2020

Lampung Hash House Harrier (LHHH) 2 Puri Gading

 

Kali ini LHHH  start dari pantai Puri Gading, seperti biasa setelah berfoto bersama, perjalanan dimulai menyusuri jalan sisi pantai perumahan Puri Gading, dilanjutkan menyeberang jalan raya dan masuk ke jalan desa sekitaran perumahan Puri Gading. Sekitar setengah jam menyusuri jalan kampung kami mulai masuk ke jalan setapak yang menanjak yang sebelumnya menyeberang jembatan gantung. 

 

 


Kami (aku dan Yuli) berada di tengah peserta LHHH, tetapi karena medan yang cukup menanjak, membuat mereka mulai sejenak berjalan, sejenak istirahat, tetapi kami justru berjalan perlahan tetapi terus berjalan. Yang akhirnya kami berada didepan atau setidaknya diurutan depan dibelakang beberapa bapak-bapak yang sudah mendahului kami.


Tanjakan yang cukup berat membuat menjadi alasan peserta banyak teringgal, kami terus mengikuti petunjuk yang telah dibuat dengan yakin berjalan berdua. Dan sesi foto baik selfie, foto bunga, tanaman dll tetap kami lakukan sambil berharap ada teman yang menyusul kami.

 

 

 

 

Kali ini perjalanan kami melewati kebun melinjo, kakao, duren, duku, walau sebagian besar memang pohon melinjo. Membayangkan mereka, petani pemilik atau pengurus kebun harus berjalan menanjak dan sejauh itu untuk mengurus kebun atau panen. Ada beberapa pondok yang mereka buat untuk istirahat, kami membayangkan sekali-kali kami juga ingin menginap dipondok itu, apalagi kalau sedang musim durian.

Sebenarnya kami berjalan tidak terlalu cepat, tetapi tidak seorangpun peserta yang mendahului, bahkan kami sempat berbincang dengan pemilk kebun sambil menunggu teman yang lain. Pemilik kebun bercerita bahwasannya dulu berkebun kakao, tetapi sekarang berganti bertanam melinjo, durian dan bahkan pisang karena lebih menguntungkan. Pondoknya sangat bersih dan luas, tertarik kami untuk suatu saat kesini kembali ketika musim durian.

 

Walau sebagian besar melintasi kebun melinjo tetapi ada sisi lain yang ditanami jagung (sudah panen), yang tingginya tidak terlalu tinggi, dan ini membuat kami bisa melihat sisi bukit yang lain jadi kelihatan lebih jelas dan pemandangan ini tidak kami sia siakan untuk diambil dokumentasinya.


Lampung Hash House Harrier (LHHH 1) Way Lima - Pesawaran - Lampung


Setelah sekian tahun tidak beraktivitas di alam bebas, kali ini saya bersama komunitas Lampung Hash House Harrier (LHHH) memulai untuk beraktivitas di luar ruang yang lokasinya di area perkebunan karet PTPN VII Way Lima kabupaten Pesawaran. Perjalanan kendaraan bermotor dari Bandar Lampung ditempuh sekitar 45 menit. Telah berkumpul beberapa anggota LHHH yang sudah menunggu. Biasanya start jam 07.00, dimana diawali dengan foto bersama.

Bagiku beraktivitas diluar ruang tidak asing lagi, hanya saja setelah sekian tahun tidak melakukannya, menjadi pertanyaan dalam hati, seperti apakah medannya, naik, turun, terjal dll, apakah aku masih kuat? Tetapi melihat peserta yang mengikuti kegiatan ini umumnya berumur diatas 50 tahun memastikan akupun bisa.

 

Perjalanan dimulai jam 07.15 menit, kami harus melewati jalan diantara perkebunan karet milik PTPN VII, diawali denga jalan rata sedikit menanjak dengan sesekali lewat sepeda motor milik penyadah karet yang melewati kami. Mereka biasa menyadap karet pagi hari. Dan sesekali juga saya lihat ada komunitas sepeda gunung yang melintas. Jadi bukan kami saja yang beraktivitas disini tapi juga ada komunitas olahraga luar ruang yang lain yang juga menggunakan area ini untuk kegiatan rutin. Perjalanan dua jam pertama kami melintasi kebun karet, sesekali bertemu dengan penyadap karet, menyapamereka sungguh menyenangkan sejenak melupakan keringat yang sudah membasahi sebagian bajuku. 

 Untuk aktivitas ini ada beberapa petunjuk yang dibuat, pertama adalah titik 3 berwarna merah untuk menandai jalur, yang kedua potongan kertas pada jalur yang bila ada disebelah kiri artinya arah perjalanan sudah benar, dan yang ketiga arah panah warna merah untuk menunjukan arah yang benar.

Untuk LHHH di Way Lima dibuat dua jalur, jalur pendek dan jalur panjang, dimana jalur pendek akan memotong sebagian jalur panjang (potong kompas). Kami (aku dan istriku Yuli) kali ini ambil jalur panjang (sekitar 8 km) dan kami berada di urutan depan, sebagian besar ada dibelakang kami. Menikmati alam, pohon, bunga, rumput, penyadap karet dll sangat menyenangkan dan kami tidak lupa mengabadikan dengan kamera ponsel.

Melintasi sungai menjadi kegembiraan tersendiri bagi kami, karena menjadi kenangan masa kecil, bermain air, melempar batu dan tidak lupa foto foto. Sambil menunggu teman yang lain menyusul kami tetapi tak seorangpun yang menyusul kami, kami kira mereka tertinggal jauh dibelakang, sehingga berlama-lama disungai sangat menyenangkan apalagi bertemu dengan teman teman komunitas sepeda yang juga sedang beristirahat. 

Perjalanan dilanjutkan kembali masuk kedalam jalur perkebunan karet walau tetap dipinggiran sungai, dan sekali lagi sesi ambil foto tetap berjalan. Sempat hampir nyasar, ketika ada tanda merah lain, tetapi setelah diteliti kami berada di jalur yang benar kembali. 

Dan kami sampai di tepat finish kembali di kantor PTPN VII sekitar jam 12, tetapi teman teman yang lain sudah pulang. Dan ternyata mereka mengambil jalur pendek sehingga kami yang berada didepan justru sampai terakhir, hehehehe...

Perjalanan melelahkan yang menyenangkan. Olah raga, rekreasi.