Wednesday, February 28, 2018

RS Imanuel Bandarlampung


“Besok mesti ke Rumah sakit untuk periksa mata, kita coba pakai BPJS” begitu istriku menyarankan untuk periksa mata, karena mata kanan agak kabur. Dengan diantar istri, mengikuti prosedur, periksa ke dokter keluarga, kebetulan dekat rumah, klinik Bunderan sehat. Akhirnya di rujuk ke RS Imanuel. Selanjutnya kami ke RS Imanuel untuk ambil nomer antrian, ternyata untuk klinik mata sudah tidak ada kuota, jadi harus menunggu dua hari lagi (Jumat),
Tahap 1. Hari Jumat, kami pergi agak pagi (jam 07.30), ternyata setelah minta nomer antrian mendapat no 212 untuk klarifikasi berkas. Padahal nomor antrian baru nomer 52, bisa dibayangkan kalau 1 nomer antrian 5 menit maka 5 x 160 = 800 menit /60 = 13 Jam. Artinya kalau jam 08.00 wib mulai antri, maka baru jam 21.00 wib baru dipanaggil. Untungnya no antrian tersebut tidak update (tidak semua orang datang) sehingga jam 12.30 sudah dipanggil. Dan sementara tahap 1 sudah selesai.
Selanjutnya tahap 2, antri di klinik mata, kalau saya lihat di monitor baru menunjukan angka 17 artinya harus menunggu 16 orang lagi. Kalau tiap orang butuh 10 menit diperiksa maka perlu 160 menit atau 2,5 jam. Artinya jam 15.00 wib  baru diperiksa. Untuk itu, sementara kami tinggal makan siang di kantin. Setelah lama menunggu akhirnya giliran saya dipanggil untuk diperiksa, oleh dr. Indah Puspa sp.M. Pemeriksaan selesai, tanya jawab sebentar, beres.
Giliran ke tahap 3, ke bagian administrasi (Customer service) untuk stempel berkas, butuh waktu sekitar 5 menit.
Tahap 4, menunggu obat di ruang tunggu farmasi. Menunggu kira kira 10 menit obat sudah siap.
Secara umum pelayanan di RS Imanuel cukup tertib, mulai dari pengambilan nomor antrian sampai pengambilan obat. Ruang tunggu cukup nyaman. Pelayanan BPJS maupun umum dilayani dengan baik, hanya antrian pasien BPJS lebih panjang (lama) dari pada antrian umum.

Wednesday, February 21, 2018

STUDY TOUR, LAMPUNG, BALI, MALANG, JOGJAKARTA

Melakukan perjalanan kesuatu tempat bagiku sangat menyenangkan (apalagi tempat yang baru, yang belum pernah dikunjungi sebelumnya). Hal ini ternyata sangat menurun terhadap anak-anakku, Bernard anak ke dua ku, sangat menikmati sekali bila diajak jalan jalan. Namun kali ini dia melakukan perjalanan dengan rombongan sekolah. Sekolah rutin mengadakan study tour setiap 3 tahun sekali, dan kali kebetulan Bernard sudah kelas 8. Persiapan sudah dilakukan selama setahun ini, dari membayar iuran maupun menabung.
Berangkat hari Jumat 2 February  dan kembali pulang hari Sabtu 10 February 2018. Perjalanan dimulai dari terminal (pool) bus Puspa Jaya, yang kebetulan juga tidak terlalu jauh dari rumah. Pool yang biasanya sepi pada jam jam segini, sekarang penuh dengan riuh anak-anak yang mau pergi dan orang tua yang mengantarkan. Ada yang kuatir bagaimana anaknya nanti dalam perjalanan, tapi banyak juga orang tua yang sudah percaya bahwa anak mereka akan baik-baik saja (maklum mungkin baru kali berpisah jauh dan lama dengan anak kesayangannya). 
Dimulai dengan berdoa bersama, perjalanan diberangkatkan sekitar jam 07.10 wib dengan membagi peserta tour menjadi 4 bus. Bagi kami menyenangkan mempercayakan anak anak pada pihak sekolah, agar menjadi pembelajaran untuk mandiri. Melakukan perjalanan sendiri tanpa orang tua bagi Bernard akan membatu menumbuhkan kepercayaan diri, managemen diri. Melakukan perjalanan beberapa hari memang sudah biasa bagi Bernard, tapi kali ini pengalaman bepergian dengan teman-temannya merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan sepanjang hidupnya.
Memang beberapa tempat yang dituju sudah pernah dikunjungi, tetapi menjadi berbeda bila dikunjungi dengan rombongan sekolah / teman. 

PANTAI SUAK, KARUNIA ALAM TAK PERNAH HABIS



Pantai Suak berada di Desa Suak Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Kalau dari Bandarlampung bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1 – 1,5 Jam. Sebelum pertigaan Sidomulyo, sebelah kanan ada pertigaan ke pantai Suak, jalan beberapa ratus meter masih ada yang berlubang, selebihnya sudah lumayan bagus.
Pantai ini masih jarang dikunjungi oleh wisatawan karena kurang dikenal. Tidak banyak wisatawan ketika kami menginjungi pantai Suak, hanya ada beberapa Orang Muda Katolik (OMK) yang sedang mengadakan acara outbound, dan beberapa penduduk lokal. Serta beberapa orang yang sedang mencari rumput laut. Karena kami sampai di pantai Suak sekitar jam 14.00 wib, laut sudah surut, dari bibir pantai sekitar 100 meter, baru ombak laut terasa, itupun langsung masuk ke laut dalam (berbahaya untuk bermain ombak).
Tidak banyak kegiatan yang bisa kami lakukan, kecuali hanya memandang laut lepas dengan beberapa perahu yang berlayar dan orang sekitar yang sedang mencari rumput laut. Rumput laut sangat banyak menempel di batu batu karang, mereka tinggal mencabutnya, memasukan kedalam karung. Bersiap untuk basah dan diterjang ombak, mereka mecabuti rumput laut yang berwarna kekuningan, harga jual sekitar Rp 1500 per kilogram kering, mereka bisa mengumpulkan sekitar 50 kg perhari (hanya bisa dilakukan ketika air laut surut). Ada pengepul yang siap membeli hasil panen mereka untuk dibawa ke pebrik di Jakarta, untuk diolah sebagai bahan makanan (agar-agar) makanan yang banyak mengandung serat.
Rumput laut jenis Sargassum sp ini merupakan rumput laut yang tergolong dalam  divisi Phaeophyceae (rumput laut coklat). Spesies ini dapat tumbuh sampai panjang 12 meter. Tubuhnya berwarna cokelat kuning kehijauan.
Ciri umumnya memiliki bentuk thallus silindris atau gepeng, pipih, licin, batang utama bulat agak kasar dan holdfast (bagian yang digunakan untuk melekat) berbentuk cakram. Cabangnya  rimbun  menyerupai pohon di  darat. Bentuk daun melebar, lonjong atau seperti pedang. Mempunyai gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter. Warna thallus umumnya coklat
Rumput laut memiliki kandungan esensial yang sangat lengkap, yaitu air, protein, karbohidrat, lemak, serat kasar, abu, enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K), makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium, selenium serta mikro mineral semacam zat besi, magnesium dan natrium.
Rumput laut memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai pencegah kanker, sumber Yodium, Menurunkan berat badan, Kesehatan pencernaan, Kesehatan gigi dan mulut, Kesehatan jantung dan pembuluh darah, kesehatan kulit, Perawatan rambut



Wednesday, February 14, 2018

PUASA ALA PAUS FRANSISKUS 2018

Paus Fransiskus mengajukan 15 aksi kasih sederhana yang menjadi perwujudan konkret dari cinta:
1. TERSENYUMLAH.
Seorang Katolik selalu ceria.
2. Katakan TERIMA KASIH/BERSYUKURLAH untuk hal-hal sekecil apapun (bahkan jika kita tidak memilikinya)
3. Ingatkan yang lain bagaimana kamu sungguh MENCINTAI mereka.
4. BERI SALAM SUKACITA kepada orang2 yang kamu jumpai tiap hari
5. DENGARKAN cerita orang lain tanpa menghakimi, tapi dengan cinta.
6. Berhentilah jika ada yang membutuhkan bantuanmu. Jangan CUEK.
7. Cobalah untuk BANGKITKAN SEMANGAT orang-orang di sekitarmu.
8. RAYAKAN KESUKSESAN DAN KEBERHASILAN orang lain, hindarilah menjadi iri dan cemburu.
9. TATALAH barang-barang yang sudah tidak digunakan atau tidak dibutuhkan, dan BERIKAN ke mereka yang membutuhkan.
10. SIAP SEDIALAH UNTUK MEMBANTU ketika kamu dibutuhkan sehingga orang lain bisa beristirahat.
11. KOREKSILAH ORANG LAIN DENGAN CINTA, sesedikit mungkin jangan sampai membuat ia takut.
12. RAWATLAH relasi yang baik dengan mereka di dekatmu
13. JAGALAH KEBERSIHAN barang-barang yang kamu gunakan di rumah
14. TOLONGLAH yang lain mengatasi hambatan mereka
15. TELPONLAH ORANGTUAMU sesering mungkin.
Puasa yang Terbaik:
Rekomendasi dari Paus Fransiskus
1. Puasa mengeluarkan kata-kata yang menyerang dan ubahlah dengan kata-kata yang manis dan lembut
2. Puasa kecewa/tidak puas, dan penuhilah dirimu dengan rasa syukur.
3. Puasa marah dan penuhi dirimu dengan sikap taat dan sabar.
4. Puasa pesimis. Penuhilah dengan OPTIMIS
5. Puasa khawatir dan penuhilah dirimu dengan percaya pada Tuhan.
6. Puasa Meratap/Mengeluh dan nikmatilah hal-hal sederhana dalam kehidupan.
7. Puasa stress dan penuhilah dirimu dengan DOA
8. Puasa dari kesedihan dan kepahitan. Penuhilah hatimu dengan Sukacita.
9. Puasa egois, dan gantilah dengan bela rasa pada yang lain
10. Puasa dari sikap ga bisa mengampuni dan balas dendam. gantilah dengan pendamaian dan pengampunan.
11. Puasa ngomong banyak, dan penuhilah dirimu dengan keheningan dan siap sedia mendengarkan orang lain.
Jika kita semua mempraktikkan gaya berpuasa ini, setiap hari-hari kita akan dipenuhi dengan kedamaian, sukacita, dan percaya satu dengan yang lain, dan HIDUP.

Friday, February 09, 2018

KACA MATA

Penglihatan yang mulai berbayang, membaca tidak terlalu jelas, terutama mata kanan, membuatku "terpaksa" untuk memeriksakan mata di optik karena kebetulan lewat. Dan ternyata petugas optik menyarankan untuk memeriksakan ke dokter mata sebelum order kaca mata, karena mata kanan ada sedikit lapisan tipis.
Berurusan dengan dokter, bagiku memberikan kesan yang menyeramkan, terutama dengan jarum suntik. Pengalaman kecil, semua serba suntik, demam disuntik. Ini membekas sampai saat ini, teringat ketika suatu waktu, aku sakit demam selama 2 hari tidak turun turun panasnya. Sama orang tua dipanggilkan dokter puskesmas yang tidak terlalu jauh dari rumah. Kedatangan dokter ini membuatku tambah stress (hahaha....). Benar juga.... aku lebih baik melarikan diri dari seramnya jarum suntik, kabur melalui jendela kamar, padahal sudah dipegangi Ibu dan Bapak, dan tragisnya...dokternya sempat kena jaruk suntik. Aksi kabur ini menjadi aneh, demam, badan panas tapi justru lebih baik kabur dari pada disuntik.
Tapi kali ini mau tidak mau, suka tidak suka harus periksa ke dokter mata, (kalau baca di internet, mesti operasi kecil, hhiiii...). Dan ternyata dokter tidak merekomendasikan operasi, cukup di obati saja dan pakai kaca mata sesuai ukuran yang sudah diresepkan. Puji Tuhan.
Setelah beberapa hari order di optik, akhirnya kacamata jadi. Aku memutuskan untuk membeli 2 kacamata (kacamata baca dan kacamata jarak jauh). Karena selain pertimbangan harga juga pertimbangan pemakaian mana yang paling sering digunakan.
Penyesuaian penampilan dan  pemakaian, sehari ini, harus pasang dan lepas lagi untuk membedakan lebih enak pakai kacamata atau tidak. Untuk kacamata baca, lumayan membantu, tulisan lebih jelas, lebih terang, untuk tulisan menjadi lebih gelap. Hanya untuk baca dengan jarak sampai 40 cm, diatas itu kabur. Mesti ganti kaca mata yang jarak jauh. Ya...agak repot, tapi harus pakai, karena kata dokter, mata harus dikurangi kena paparan matahari langsung, debu atau asap.


HUJAN

Pagi ini hujan mengguyur  merata diseluruh wilayah Bandarlampung. Jalanan begitu padat, karena aktivitas harian (sekolah, kerja, dll), yang biasanya jalanan macet dengan dominasi sepeda motor, kali ini jalanan sesak kendaraan roda 4. Sepertinya kendaraan roda 4 semua keluar dari garasi, baik untuk pergi kerja maupun untuk antar anak sekolah. Membuktikan Bandarlampung sudah dipenuhi kendaraan roda 4.
Hujan tidak banyak memberikan pilihan bagi orang yang mengendarai kendaraan roda 2 (sepeda motor) yang mau bekerja atau sekolah selain berteduh sejenak, atau pakai jas hujan atau berganti moda transportasi masal atau online. Sepertinya banyak pilihan pengendara  untuk berteduh di emperan toko menunggu hujan reda. Emperan toko yang beratap/kanopi lebar menjadi tempat berteduh yang cukup melindungi dari air hujan. Walaupun beberapa halaman toko yang di batasi rantai (tidak ada bisa untuk berteduh). 
Hujan yang cukup deras, dibeberapa tempat sempat tergenang air, irigasi yang buruk menjadi salah satu penyebabnya, selain gorong gorong yang tersumbat sampat.
Hujan bagi sebagian orang menyusahkan, tetapi sebagian orang menjadi berkah. Beberapa anak kecil dengan tubuhnya yang kurus menyediakan ojek payung dibeberapa pertokoan atau tempat makan yang banyak dikunjungi orang. Basah, dingin tidak dihiraukan yang penting kesempatan baik ini menjadi berkah untuk mendapatkan kerelaan beberapa orang yang mau menyewa jasa mereka
Bagiku hujan sangat menyenangkan, menyegarkan. Kesempatan untuk hujan hujanan (bermain hujan) bagi orang kota menjadi sangat aneh, tetapi bagiku biasa saja, sama halnya dengan dengan menginjak tanah atau bermain tanah. Coba perhatikan, kapan anda terakhir bermain tanah atau setidaknya menginjak tanah, tanah yang benar benar tanah. Apakah dirumah anda masih tersisa halaman masih tanah? Lantai rumah keramik, halaman paving blok, keluar rumah pakai sepatu/sandal, lantai kantor/tempat kerja sama, juga sudah dikeramik.
Tidak memberikan kesempatan bagi tubuh kita yang fana ini berinteraksi langsung dengan air, tanah yang pada akhirnya kita semua akan dikubur bersamanya.
Hujan pagi ini memberikan ingatan bagiku, bahwa tubuh yang fana ini merupakan bagian dari alam yang juga fana, tidak bisa dipisahkan. Hujan tidak akan membuat kita sakit, kalau kita tidak memikirkannya hujan bisa membuat orang sakit. Kekuatan pikiranlah yang membuat kita sakit karena hujan, bukan sebaliknya.

Friday, February 02, 2018

PERJALANAN 6 (LUMAJANG – MALANG – BLITAR - KEDIRI)


Gladak Perak (Jembatan Perak) 
Setelah beberapa hari di Senduro, kami harus kembali ke Kediri. Kali ini kami melewati jalur selatan, yang jalannya berkelok kelok dan pemandangannya yang bagus. Karena rencana untuk mampir/berhenti dibeberapa tempat wisata ijalur yang kami lalui, maka kami berangkat pagi pagi.  Perjalananan dimuali jam 07.00 wib melalui jalur Senduro – Jambe arum – Candipuro, dari jalur ini sebenarnya bisa melewati beberapa obyek wisata Loji Besuk sat (tempat pengamatan Gn. Semeru), Loji Tawon songo, Hutan bambu. Kami hanya mampir di Gladak Perak (Jembatan perak), jembatan yang dibangun pada jaman Belanda yang menghubungkan kab. Lumajang dan kab. Malang. Dan sekarang sudah dibangun jembatan baru sebagai ganti, karena jembatan lama sudah tidak bisa menahan beban berat kendaraan.

Ditempat ini kita bisa melihat sungai Besuk sat yang merupakan sungai aliran lahar gunung Semeru, jadi sewaktu waktu bila terjadi hujan di gunung Semeru sungai ini debitnya akan naik. Mengingat sekitar tahun 1984, tempat ini juga menjadi salah satu pembuangan korban penembakan misterius. Aku sendiri mengalami melihat sendiri mayat yang dibuang ke dasar sungai. Tapi saat ini sudah ramai dengan pelintas jalan yang mampir untuk sekedar selfie, foto atau sekedar nongkrong di warung warung yang banyak di sekitaran.
Kalau beruntung, juga bisa menjumpai monyet monyet yang banyak berkeliaran disekitar tempat ini. Dari arah Lumajang disebelah kiri bisa melihat pemandangan laut selatan, disebelah kanan bisa melihat hutan lindung dan puncak Gn. Semeru. Harap hati-hati melintas maupun bermain ditempat ini, karena curamnya sungai, apalagi kalau dengan anak-anak.
Perjalanan dilanjutkan menuju Coban Sewu, ada yang menyebut juga Tumpak Sewu, sebuah air terjun yang berada di perbatasan Lumajang dan Malang.  Sebelumnya mampir sebentar di rumah saudara di Pronojiwo, dan salak yang menjadi andalan petani di sini menjadi oleh oleh bagi kami. Sebenarnya ada beberapa coban (air terjun) di sekitaran Pronojiwo salah satunya Gua Tetes, tapi karena tujuan awal kami ke coban Sewu, maka perjalanan dilanjutkan. Gua Tetes dan Coban Sewu sebenarnya terletak pada jalur yang sama dan tidak terlalu jauh, hanya aksesnya saja yang berbeda.

Coban Sewu
Coban Sewu
Petunjuk ke Gua Tetes maupun Coban Sewu sangat jelas terlihat. Tiket masuk Rp 5.000 / orang. Karena letaknya di jurang, maka perlu ekstra hati hati bila ke lokasi ini. Jalan yang menuruni tangga, dan berpegangan pada batu, pagar yang sudah dipasang sebagai pengaman. Melewati kebun salak, kebon kopi, menuruni tangga yang cukup curam akhinya sampai di lokasi pandang coban Sewu. Dan pertama yang terucap adalah “Menakjubkan”. Karunia Tuhan yang sungguh indah, memanjakan mata siapa saja yang melihatnya. Air terjun yang begitu besar dan tinggi dari aliran sungai Gn. Semeru yang agak keruh berpasir, tetapi disisi kanan dan kiri justru air terjun sangat bening bersih, karena bersumber dari celah bebatuan.
Bila dilihat dari atas dan matahari bersinar tepat dari atas, akan kelihatan pelangi yang begitu indah. Pelangi ini tercipta dari uap air terjun yang terpapar sinar matahari. Sungguh menakjubkan. Tidak akan bosan menikmati semua ini.
Setelah sedikit puas (perjalanan masih jauh, hehehe…), kami lanjutkan perjalanan ke arah Malang dan akhirnya sampai di Karangkater, tetapi karena waktu sudah jam 16.00, sudah tidak bisa masuk ke area waduk, akhirnya masuk ke waduk Lahor tidak jauh adri waduk Karangkates.
Menikmati Bakso Malang, sambil memandang luasnya waduk Lahor dan guyuran gerimis menjadi pengalaman sendiri bagi kami. Melewati waduk Lahor juga merupakan alternatif jalan menuju Blitar. Hujan agak deras, sehingga kami memutuskan melanjutkan perjalanan ke Blitar.
Makam Bung Karno
Di Blitar kami mampir ke makam Bung Karno sang Proklamator. Tidak terlalu sulit mencapai tempat ini, karena petunjuk jalan sudah sangat jelas. Walau hari sudah agak malam, tetapi masih banyak wisatawan yang mengunjungi tempat ini, terutama wisatawan dari luar kota. Ada yang hanya sekedar berwiasata tetapi banyak juga dengan tujuan ziarah, baik perorangan maupun berombongan.

Tidak lama kami berada ditempat ini, akhirnya perjalanan dilanjutkan untuk pulang ke rumah orang tua di Kediri.