Thursday, December 20, 2012

BERSIAP "BACKPACKERAN"

Sudah beberapa bulan kami (aku, istriku Yuli, Anakku Albert, Bernard) merancang untuk liburan yang tidak biasanya. Dibilang tidak biasa, karena setiap tahun  di bulan Desember selalu pulang kampung ke Jawa Timur, tetapi kali ini kami berencana untuk keliling dunia (istilah kerennya), dimulai kedua negara tetangga, Malaysia dan Thailand. Dengan pertimbangan pertama kali kami bertiga (Aku, Albert, Bernard) keluar negeri, dan tentunya budget yang harus dihitung secara bijak. Untuk Yuli sudah sekian kalinya keluar negeri, jadi sudah tidak asing lagi dengan istilah-istilah passport, Visa, imigrasi dll.
Beberapa hal yang musti kami siapkan :
a. Passport
Ada satu artikel yang cukup mengelitikku. Pada satu kesempatan seorang dosen UI bertanya kepada mahasiswanya "Siapa yang pernah naik pesawat terbang?". Hampir 90 % mahasiswa menjawab pernah. "Siapa yang punya passport ?", lanjut sang dosen. Hanya 10 % kurang yang menjawab punya. "Bagaimana kalian mau melihat dunia kalau tidak punya passport". Artinya dengan memiliki passport kita diajak untuk bermimpi terbang lebih jauh lagi melihat dunia ini. Hal ini mengilhami kami untuk membuat passport walau kami belum tahu kapan kami akan keluar negeri. Yuli sudah memiliki passport, selanjutnya aku, dan beberapa bulan kemudian kedua anakku. Ternyata membuat passport tidak serumit yang kubayangkan. Datang, beli map seharga Rp 15.000, duduk sambil mengisi formulir yang tersedia, dengan sebelumnya siapkan materai Rp 6.000, foto copy KTP, Kartu keluarga. Selanjutnya akan dipanggil untuk menyerahkan dokumen termasuk KTP dan Kartu Keluaraga asli untuk diperiksa  dan membayar administrasi sebesar Rp 225.000. Selanjutnya akan diberikan bukti setor untuk dipakai proses selanjutnya yaitu foto yang biasanya 2 - 3 hari kemudian.
Langkah selanjutnya adalah wawancara (biasanya ditanya, mau kemana, wisata apa kerja dll), baru kemudian foto. Passport bisa diambil keesokan harinya.
b. Tiket
Untuk tiket, kami harus rajin-rajin surfing di internet mencari penerbangan promo ke negara tujuan. Pertama kami mendapatkan tiket promo Lion Air untuk penerbangan ke Kuala Lumpur @ Rp. 399.000. Selanjutnya kami harus mencari untuk penerbangan pulangnya, dan kami dapat dengan harga lebih murah @ Rp. 375.000 yaitu tiket Tiger airways dengan pesawat Mandala. Bisa juga minta bantuan agen tour & travel dengan konsekuensi akan ada biaya tambahan.
c. Data Negara Tujuan
Cari data-data penting negara tujuan, diantaranya tempat wisata yang menarik serta cara mencapainya (kereta api, bus, angkot dll), alamat dan no telephone keduataan besar Indonesia, kurs mata uang, peta, hotel, motel, makanan, tempat belanja murah, cuaca, aturan-aturan (boleh atau tidak).
d. Mental
Melakukan perjalanan ke luar negeri memerlukan persiapan mental yang baik, apalagi untuk pertama kali, karena banyak  kendala yang akan ditemui. Kebiasaan, budaya, makanan, cuaca, dan yang jelas bahasa.










































Sunday, December 09, 2012

SAYA MAU NYUMBANG, TETAPI PADA ORANG YANG TEPAT

"Saya sebetulnya mau berderma tetapi saya tidak tahu kemana dan kepada siapa?". "Kan banyak badan atau lembaga yang bisa menyalurkannya?", jawabku. "Wah, lebih baik saya ndag nyumbang dari pada lewat mereka, pasti disunat atau bahkan tidak nyampek pada yang berhak".
Demikian salah satu ungkapan seorang pengusaha kepadaku, pada satu kesempatan. Bukan rahasia lagi bagi orang Indonesia, ketika ada bencana atau kejadian yang memerlukan bantuan, banyak orang yang punya "hati" untuk membantu meringankan beban mereka yang tertimpa musibah, dengan menyumbangkan berbagai macam barang kebutuhan pokok (beras, gula, makanan instans dll), kebutuhan sandang (baju, selimut, dll), kebutuhan papan (semen, dll), atau bahkan uang. Tetapi jujur saja, berapa persen yang benar-benar sampai pada yang berhak. Kesempatan dalam kesempitan, itu kata-kata yang sering kita dengar, benar-benar dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab, tidak punya "hati" mengambil kesempatan ini sebagai peluang memperkaya diri.
Hal inilah yang merisaukan mereka yang punya "hati", bagaimana mereka bisa menderma tetapi pada orang yang benar-benar memerlukan, orang tepat.
Ada cerita seorang teman yang " kejatuhan bintang". Ketika suatu hari didatangi orang bule, yang mengaku dari negeri kincir angin, Belanda. Dia menawarkan membelikan beberapa barang yang dibutuhkan ditempat tersebut, yang kebetulan tersebut adalah sekolah pariwisata. Teman tersebut diajak keliling toko dan membelikan beberapa barang yang memang dibutuhkan, ketika bilang membutuhkan Notebook 2 buah, dia belikan 5 buah, ketika bilang minta 3 set PC, dibelikan 8 set PC dan seterusnya. Setelah ditotal diperkirakan senilai 100 Juta Rupiah.
Menjadi heran ketika ditelusuri, kenapa dia mau menyumbang sedemikian besar tanpa ada timbal balik atau maksud tertentu. Dalam pikiran temanku tadi, "mungkin" sipemberi tadi punya "history" dengan Indonesia sehingga mencari cara untuk membantu orang Indonesia yang secara umum masih berada dalam kemiskinan.
Dan memang benar, setelah disimpulkan dari pembicaraan selama ini, bahwasannya dia ingin membantu orang Indonesia tetapi tidak mau lewat lembaga resmi atau lembaga lain, karena dia tahu persis bantuan itu tak akan pernah sampai pada yang berhak bila lewat lembaga tadi. Datang dan langsung bertemu dengan orang yang memang dia ingin bantu itu cara yang paling tepat.

ASIA PULP & PAPER CSR FORUM 2012

CSR Forum 2012
Bertempat di Hotel Raden Wijaya, Mojokerto Jawa Timur 28 - 29 November 2012 APP (Asia Pulp & Paper) mengadakan Forum CSR (Company Social Responsibility). Acara ini dihadiri dari beberapa perwakilan perusahaan dibawah Sinar Mas Group yang berlokasi di Riau, Jambi, Palembang, Lampung,Serang, Serpong, Tangerang, Cikarang, Bandung, Semarang, Surabaya, Mojokerto dan Malang serta dari team CAC, SSE dan PO Jakarta. Menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk berbagi dengan masyarakat lingkungan perusahaan pada khususnya dan lingkungan yang lebih luas pada umumnya, untuk lebih peduli terhadap sesama maupun lingkungan hidup. Sadar atau tidak keberadaan sebuah perusahaan memiliki ekses positif maupun negatif terhadap lingkungan maupun manusia (sosial, kesehatan, budaya, keamanan, ekonomi). Kelangsungan sebuah perusahaan tidak terlepas dari usaha untuk selalu peduli terhadap sesama dan lingkungan. 
Hal inilah yang mendorong APP untuk mengadakan forum CSR antar perusahaan, demi menggali pengalaman-pengalaman perusahaan yang sudah melakukan kegiatan CSR di tempatnya masing-masing. Mengkaji apakah CSR yang dilakukan sudah efektif , sudah tepat sasaran, dan mempunyai dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat. 
Banyak hal yang telah dilakukan oleh beberapa perusahaan, diantaranya Rumah Pintar (Rumpin), di mana di rumpin disiapkan fasilitas internet, arena bermain, buku bacaan dll, serta relawan yang setia menemani pengunjung yang sebagian besar anak-anak sekolah. Siapapun boleh berkunjung dan menggunakan fasilitas rumpin dengan gratis. Pembagian buku tulis gratis juga menjadi agenda tersendiri dari CSR APP.

Friday, December 07, 2012

TUA

"Umurmu berapa?" "Dua puluh, tiga puluh, empat puluh, lima puluh tahun". Itu jawaban yang kita berikan bila orang bertanya. "Umurku sudah kepala 4 (umur 40 tahun keatas), ternyata aku sudah tua". Sadar atau tidak, ketika umur kita sudah semakin bertambah, kita merasa semakin tua.Tua atau tidak, tergantung dari pemikiran kita, bukan tentang jumlah tetapi tentang psikis, tentang rasa, perasaan. Ketika bilang kita semakin tua, berarti kita bicara tentang jumlah umur, dan itu yang membuat kondisi badan / fisik  juga jadi tua. Tua akan timbul bila pikiran (mindset) kita bicara tentang jumlah umur yang telah dilalui dari lahir hingga sekarang, dan akan semakin bertambah detik-demi detik, hari demi hari.

Bedakan bila ada orang/seseorang yang sudah berumur 40 tahun dipanggil bapak, mas, om, pakde, paman atau bahkan dipanggil kakek. Mana yang lebih (kelihatan) tua secara fisik. Panggilan secara langsung atau tidak telah memberikan mindset secara fisik tua. Ada orang yang senang dipanggil bapak, tetapi juga ada yang senang dipanggil mas dengan umur yang sama, atau bahkan dipanggil namanya langsung oleh orang yang lebih muda. "Pak Hendro, mas Hendro, Hendro". Pak, Mas, Om, Pakde, Kakek adalah panggilan karena status, bukan karena melulu umur yang lebih tua (jumlah umur).
Menghitung jumlah umur akan membuat kita merasa tua, sebaliknya ketika kita tidak menghitung jumlah umur maka kita tidak akan merasa tua. Tidak menghitungpun jumlah umur akan selalu bertambah, biarkan jumlah itu terus bertambah tanpa kita pikirkan dan pendam dalam mindset kita.