Sunday, May 29, 2022

LHHH RUN 961, 29 MAY 2022, BUKIT TENTREM BATUPUTUK

HARI LANJUT USIA NASIONAL RUN

Lansia Sehat, Indonesia Sehat

Bukit Tentrem (kami lebih mengenal dengan villa Pak Octa) berada tidak jauh dari kota Bandarlampung, merupakan tempat pribadi yang dibangun atau dikembangkan sebagai villa dengan bangunan rumah panggung dari kayu. Berada disini sungguh sungguh terasa tentrem, area 18 ha dengan banyak variasi tanaman buah maupun tanaman keras.

Satu bangunan utama (rumah panggung kayu) dan beberapa rumah untuk penjaga dikelilingi tanaman pohon buah diantaranya, jambu, durian, rambutan, alpukat, kelengkeng, pisang dll. Dan tentunya halaman yang luas dengan ditanami rumput, sungguh terasa nyaman berada disini. Pemandangan lembah, puncak bukit dan tentunya pemandangan laut dan sebagian kota Bandarlampung bisa dinikmati dari bukit Tentrem.

Untuk mencapai lokasi ini bisa menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4 menuju daerah Batu Putuk, dimana sebagian masyarakat Lampung sudah banyak mengenalnya dengan beberapa destinasi yang berada disekitarnya, Bumi Kedaton, Wira Garden, Lembah Durian, Taman Kupu-kupu Gita Persada, Taman Rusa, Lengkung Langit. Lokasi Bukit Tentrem setelah Bumi Kedaton kearah kanan sekitar 500 meter.

Lampung Hash House Harrier (LHHH) menjadikan Bukit Tentrem menjadi salah satu meet point andalan karena rute yang bisa dipakai banyak pilihan , termasuk kali ini Run 961, dan dipastikan member yang hadirpun banyak. Cuaca juga mendukung, langit berawan tipis dengan warna biru dibeberapa bagian.

Bertegur sapa, saling menyapa menjadi bagian keakraban setiap hasher yang hadir, apalagi ada yang baru hadir setelah beberapa pekan tidak bisa mengikuti aktifitas ini. Absen juga menjadi hal penting untuk memastikan berapa hasher yang hadir untuk kesiapan makan setelah kegiatan dan tentunya memastikan kegiatan dimana hasher sampai di meet point denga naman dan selamat.

Foto bersama menandakan kegiatan run segera dimulai. Dan sesi ini sungguh menarik karena menjadi sarana dokumentasi dan mengungkapkan gaya dan model untuk pose dan gambar terbaik. Pemandangan rumah panggung kayu bukit Tentrem menjadi latar belakang yang pas dan tentunya menambah estetika foto bersama yang bagus.

Beberapa teman memilih rute suka-suka namun banyak juga yang memilih rute medium maupun long. Untuk rute suka-suka bisa menyusuri area luas bukit Tentrem yang konturnya naik-turun yang juga akan banyak menguras tenaga dan keringat.  Untuk yang rute medium, long dimanjakan sementara jalan semak yang menurun sebelum akhirnya menyeberangi sungai kecil dan jalan menanjak menuju lokasi wisata Kehati. Disini teman-teman hasher terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu mengikuti rute yang sebelumnya di survey oleh team hare, kemudian kelompok yang memilih disekitar wisata Kehati dan kelompok (berempat) menuju area air terjun Batuputuk.

Kami memilih menuju wisata air terjun Batuputuk, melewati wisata Kehati kemudian turun melintasi jalan paving berundak yang benar-benar licin karena basah, berlumut. Disini harus ekstra hati-hati agar tidak terpeleset atau terjatuh. Air terjun Batuputuk tidak terlalu tinggi, sekitar 20-30 meter, namun suasana sekeliling dengan pohon-pohon rindang alami sungguh menjadikan air terjun ini indah, adem, asri. Aliran air dari air terjun ini kemudian akan bertemu dengan sungai yang bersumber dari sisi lain gunung Betung.

Air terjun Batuputuk untuk saat ini sepertinya jarang didatangi pengunjung, mungkin karena jalannya yang masih perlu pembenahan dan menambahkan beberapa fasilitas penunjang. Namun bagi yang suka tantangan lokasi ini sungguh menjadi salah satu tempat yang bisa dijadikan tujuan wisata alam dengan sedikit tantangan.

Setelah sesi foto-foto dari berbagai sisi, kami kembali beranjak pulang, dan pastinya jalan paving basah, licin dan tinggi-tinggi menjadi satu-satunya pilihan.

Di area wisata Kehati kami bertemu kelompok lain yang ternyata mengambil rute disekitaran wisata Kehati. Juga bertemu Kembali dengan hasher yang mengambil rute long. Jadi tiga kelompok bertemu untuk melanjutkan perjalanan pulang Kembali ke meet point melewati kebun kakao yang menurun dan menanjak menuju ladang pohon jati sampai akhirnya sampai di meet point di vila Bukit Tentrem.

Kelompok run suka suka pun ternyata sudah sampai di meet point, mereka menyusuri area Bukit Tentrem, keluar menuju wisata Wira Garden. Disini dibilang rute suka-suka, namun sebenarnya mereka juga mengambil jarak yang juga cukup jauh dan pastinya melelahkan. Jalan menurun, menanjak, menurun kembali, menanjak lagi juga menjadi bagian dari rute ini.

Bu Hj Ermina, salah satu member LHHH  menjadi salah satu chef yang masakannya sungguh enak, yummy telah menyedikan masakan yang terhidang diatas meja kayu. Ya, kali ini masakan mie kuah, yang hangat dengan emping menjadi penutup kegiatan hari ini. Sajian lezat disaat yang tepat (lapar, lelah) serta suasana pegunungan sungguh memberikan energi baru untuk tubuh.

Ternyata kegiatan masih berlanjut dengan acara rapat. Yang kali ini LHHH sebagai komunitas yang juga bagian dari masyarakat berencana mengadakan bakti sosial sunatan masal pada bulan Juli.  Masih dalam pembahasan untuk waktu, lokasi, target, dll. Semoga ini menjadi bagian yang terbaik untuk membagi kebaikan kepada masyarakat melalui bakti sosial.



















 

Monday, May 16, 2022

LHHH RUN 959, 15 MEI 2022, AIR TERJUN LUBUK HELAU

 

INTERNATIONAL FAMILY DAY RUN

Kabupaten Pesawaran yang berbatasan dengan Kotamadya Bandarlampung memiliki destinasi wisata yang cukup banyak dan bervariasi. Pantai menjadi destinasi andalan, karena garis pantai yang cukup panjang dan berada di antara pulau pulau atau teluk sehingga ombak terlalu besar. Beberapa tempat wisata sudah banyak dikenal oleh masyarakat Lampung maupun luar Lampung, diantaranya Pantai Mutun, Pantai Gading, pantai Hurun, pantai Klara dll  yang sudah dikelola dengan baik.  Selain pantai, kabupaten Pesawaran juga memiliki destinasi wisata alam yang bisa menjadi alternatif, diantaranya Taman Hutan Rakyat (Tahura), dan tentunya air terjun yang juga bnayak dijumpai.  Salah satunya adalah air terjun Lubuk Helau (law, Lau) yang masih jarang dikunjungi wisatawan karena medannya yang susah dijangkau.

Komunitas Lampung Hash House Harriers (LHHH) menjadikan air terjun Lubuk Helau menjadi tujuan kegiatan rutin mingguan kali ini. Meet point di area parkiran dekat dam yang juga menjadi lokasi wisata alam, bermain di sungai yang cukup bersih.

Dari kota Bandarlampung bisa ditempuh dalam waktu 45 menit – 1 jam dengan rute melalui pesisir laut dan wisata pantai Puri Gading, Pantai Duta Wisata, Pantai Mutun, Pantai Hurun, Pantai Sari Ringgung, Pantai Dewi Mandapa, Pantai Ketapang, Pantai Klara 1 dan 2. Sampai di depan markas Brigif 9 Marinir sebelum jembatan belok kekanan sekitar 1 km, maka akan sampai di parkiran mobil, disini meet point LHHH Run 959.

Saling sapa menjadi pembuka pertemuan para hasher yang hadir, absen dan mengambil air mineral untuk dibawa masing masing. Absen penting untuk kegiatan luar ruang, pertama untuk memastikan keadiran dan jumlah makan siang yang harus disiapkan setelah kegiatan. Juga memastikan semua Kembali ke meet point dengan aman dan selamat.

Rute yang kami lalui menanjak tapi tidak terlalu ekstrim dan panjang  dengan udara pagi yang masih segar serta pemandangan luas hutan dan sungai berbatu dengan airnya yang bersih. Jalan ini biasa dilalui oleh penduduk setempat untuk akses ke kebun, membawa hasil perkebunan (kopi, coklat, cengkeh, pala, kelapa, pisang, dll).  Disebagian jalan sudah diberi tatanan batu, untuk pejalan kaki harus berhati-hati untuk menghindari terkilir.

Suara air sungai terus mengiringi perjalanan kami dengan rerimbunan pohon bamboo, pohon duku, pohon coklat. Tanjakan sesekali, tidak panjang diselingi jalan datar dan sedikit menurun, namun bagi pekebun dengan naik motor mesti berhati-hati, disisi kiri jurang dan kadang ada yang longsor. Sekitar 1 jam 20 menit kami sampai dirumah pak RT yang berada ditengah kebun. Disini tinggak beberapa keluarga pekebun dengan halamannya yang penuh jemuran hasil panen, cengkeh, kakao.

Beristirahat sebentar dan foto bersama di jembatan gantung yang merupakan penghubung menuju ke kebun berikutnya. Disini teman-teman hasher yang berniat untuk medium run akan menikmati sungai berbatu yang berair jernih dan jembatan gantung menjadi spot foto atau sekedar merendam kaki. Namun untuk hasher yang mengambil long run akan terus melangkah menuju air terjun.

Jalan menyusuri pinggiran sungai dan kebun kakao dilanjutkan jalan yang menanjak, meski tidak ekstrim namun kali ini jalan menanjak cukup jauh dan konsisten. Tetap melewati kebun kakao yang rindang, sehingga sinar matahari tidak langsung tembus menimpa kami.

Pada saatnya jalan menurun melewati jalan berbatu menuju sungai dan Sampai ditepi sungai kamipun kembali melewati pinggiran sungai yang harus menjadi perhatian agar tidak terpeleset, terutama ketika mau sampai disungai, saling membantu, berpengangan pada akar.

Sampai ditepi sungai kami beristirahat untuk makan bekal yang telah disiapakan sebelum menyeberang sungai. Menyeberang sungai tidak bisa sendiri, harus saling membantu, saling berpegangan dengan mengamankan barang bawaan terlebih dahulu (HP, kamera, dompet, dll yang harus terhindar dari air). Debit air yang besar dan dalam bisa membuat sesorang hanyut terbawa arus, untuk itu menyeberang harus saling bantu.

Keseruan menyeberang menjadi pengalaman tersendiri bagi para hasher. Bagi beberapa orang (hasher) sepertinya tidak mungkin, tidak berani, namun berkat Kerjasama, saling membantu, saling menyemangati akhirnya sungai deras bisa kami lewati.

Ternyata tidak saja menyeberang yang beresiko hanyut, saat sampai diseberangpun kami harus melewati batu besar, harus naik diatasnya untuk menuju keair terjun. Keras, licin dan super hati hati serta Kerjasama semua hasher akhirnya bisa dilewati denga naman.

Melewati tepian sungai, berbatu besar ternyata juga menjadi tantangan tersendiri, tidak mudah, basah, licin. Disini harus focus memperkatikan setiap Langkah namun jangan dilupakan, dikanan-kiri pemandangan sungguh bagus, aliran air, pepohonan, akar pohon, batu, percikan air bisa dinikmati.

Tidak terlalu jauh setelah menyeberang, kami sampai di air terjun Lubuk Helau (law, lau) yang sungguh-sungguh bagus, airnya yang bersih, pepohonan dikanan kiri. Tidak terlalu tinggi, namun debit airnya yang besar dan air terjun yang melebar sungguh indah untuk diabadikan.

Tidak terlalu lama kami berdiam untuk mengagumi keindahannya, selanjutnya kami berenang, mandi dan bermain air di sekitar air terjun. Para hasher sungguh sungguh menikmati kesegaran air terjun Lubuk Helau. Hampir 1 jam kami bermain air disini sambil mengabadikannya dengan foto dan video.

Setelah puas menikmati mandi, berenang dan mengabadikan dengan foto maupun video, kami lanjutkan perjalanan pulang dengan seluruh pakaian yang basah kuyub tetap menempel dibadan, melewati kembali jalan berbatu yang licin. Selanjutnya Kembali melintas batu besar yang juga licin dan berbahaya, bila terpeleset bakal berakibat fatal. Menyeberangi sungai juga dengan berpegangan, saling membantu untuk memastikan setiap orang sampai diseberang dengan aman dan selamat tidak terbawa arus sungai yang deras.

Kembali melewati jalan yang miring dan disisi kanan jurang, kami Kembali menyusuri jalan pulang. Sempat beberapa hasher yang terpeleset, terjatuh, namun berkat Kerjasama saling membantu melintasi jalan ini cukup aman. Selanjutnya tanjakan harus kami lewati dengan rindangnya pohon hutan yang tinggi. Cukup menguras energi hingga sampai dijalan yang menurun dan terus menurun.

Tidak terlalu lama perjalanan pulang hingga sampai di rumah penduduk, karena jalan yang menurun dan tidak lagi banyak berhenti untuk sekedar foto-foto. Namun ada satu orang hasher yang mesti berjalan agak lambat karena terpeleset dan terjatuh sebelumnya.

Di rumah penduduk (pak RT) kami telah disiapkan kelapa muda yang siap dinikmati. Airnya banyak mengandung cairan elektrolit dan mineral, kesegarannya diminum pada saat yang pas (lelah, haus, udara panas) air kelapa muda menambah energi sebelum melanjutkan perjalanan pulang.

Sebentar ngobrol bersama penduduk setempat, perjalanan pulang kami lanjutkan. Sebelumnya ada beberapa hasher yang benar-benar kelelahan memilih untuk naik ojek (sepeda motor dengan modifikasi untuk membawa hasil bumi) yang sebenarnya kalau untuk berboncengan sungguh membuat badan justru terasa sakit semua, tergoncang saat perjalanan. Dari tempat ini sampai ke meet point (berkumpul, parkir kendaraan) mereka dibayar Rp. 50.000.

Sebenarnya ada satu hasher yang merasa kelelahan namun semangatnya yang memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Sebentar menanjak dan kemudian jalan menurun, sedikit datar, namun jalan berbatu mesti berhati-hati agar tidak tersandung atau terpeleset.

Sampai disini pakaian yang kami kenakan sudah mulai mengering, dimana sebelumnya  mandi, berenang menggunakan pakaian yang sama dan tidak ganti pakaian ketika pulang. Kegiatan luar ruang identic dengan kotor, basah (karena air, keringat), jadi sebaiknya menggunakan pakaian dengan bahan yang mudah kering.

Jam 14.10 wib kami sampai di meet point dan hasher terakhir yang sampai sekitar jam 14.30 wib. Beberapa teman yang mengambil rute medium sudah lama menunggu. Namun juga sudah membawa hasil bumi masing-masing (sayur pakis, petai, pisang dll) yang dibeli dari penduduk setempat.

Rute hash ini memang termasuk yang jauh dan memakan waktu yang lama, namun cerita, foto, video yang didapat juga banyak. Rute yang penuh perjuangan, kerjasama, empati, namun banyak yang  didapat, kegembiraan, kebersamaan dan tentunya rekreasi yang tidak semua orang bisa melakukannya. Dan tentunya foto maupun video yang kami ambil menjadi saksi atas keseruan komunitas LHHH yang bisa dilihat, maupun disaksikan oleh siapapun.