Friday, March 16, 2018

BERBAGI PERAN

Mendapat kesempatan berlibur memang sangat menyenangkan. Ya...berlibur, melakukan perjalanan memang menjadi hobby dan kebutuhan bagiku, bagi keluarga kami. Namun kali ini istriku yang mendapat kesempatan untuk menemani seorang sahabatnya yang sedang berlibur musim dingin di Indonesia. Sahabatnya memang orang Indonesia, namun sekolah dan tinggal di Swiss, kebetulan bila memasuki musim dingin dia selalu pulang kampung. Dan saat ini berlibur kebeberapa tempat di Indonesia timur, salah satunya di Bali. Biasanya selalu menyempatkan diri untuk mampir ke rumah di Lampung, tetapi kali ini bertemu di Bali disebuah cottage di Amlapura tempat mereka menginap.

"Ditinggal" istri pergi untuk berlibur seminggu bagi kami bertiga ( dengan 2 anaku), sudah biasa karena memang istriku aktifis sosial yang sudah sering kali pergi untuk beberapa hari, baik di wilayah Indonesia maupun ke luar negeri. Repot....memang, tapi ketika itu dijalani dengan sukacita, saling pengertian, maka "repot" tadi menjadi hal yang biasa saja tidak menjadi masalah. Hanya saja pekerjaan yang biasa dilakukan istriku mesti aku yang harus lakukan, terutama memasak untuk kami bertiga. Bangun harus lebih pagi, untuk melakukan aktifitas pagi, mempersiapkan sarapan, makan siang, dll dan mengantar anak ke sekolah, dan akhirnya berangkat ke kantor. Demikian juga sore atau malam hari, mempersiapkan makan malam.
Apalagi saat ini kami sedang renovasi rumah, sehingga aktifitas harian dirumah menjadi lebih ekstra, karena harus menyiapkan keperluan tukang (snack, air minum, kopi dll) yang biasanya dilakukan istriku. 
Tetapi semua bila dijalani dengan penuh pengertian, semua lancar-lancar, mengalir saja yang akhirnya menjadi alami (jam biologis) ter "setting" dengan sendirinya.
Seperti yang saya ceritakan dalam blog sebelumnya, semua mengalir saja tanpa ada yang harus dikuatirkan, semua akan berjalan dengan sendirinya, semua akan indah pada waktunya. http://piethendro.blogspot.co.id/2018/03/berbuat-baik.html
Kebaikan pribadi dalam anggota keluarga akan membawa dampak yang baik juga bagi anggota yang lain, itu yang kami pahami, proses itu yang sedang kami bangun. 
Selamat berlibur, tetap ceria, tetap sehat, kebahagianmu menjadi kebahagian kami. GBU

Sunday, March 11, 2018

BERBUAT BAIK MENDAPAT KEBAIKAN


"Mas, besok ada teman penulis, seorang Kiai NU dari Sumenep Madura mau menghadiri Jambore Nasional ke 9 Bis Mania Community (BMC) di pantai Ringgung, kita jemput dia dan kita antar ya". Demikian WA dari istriku. Kemudian aku jawab "Ok siap. Hari ini aku ke kantor, karena ada acara Seafood Party, mau persiapan, info saja sudah sampai mana dia, ntar aku jemput". Kebetulan sang kiai sedang melakukan perjalanan dari titik O Sabang dengan menggunakan transportasi bis, dia merupakan seorang kiai, guru, penulis dan sekaligus penggemar bis (bis mania).
Kebetulan mobil kami sedang ada kendala saya coba pakai mobil kantor ternyata masih digunakan menjemput tamu dari Jakarta, sehingga sempat berpikir bagaimana menjemput dan mengantar sang kiai. Tetanggaku yang biasanya siap "direpotin" kebetulan juga lagi pulang kampung sehingga tidak ada pilihan lain harus sewa mobil atau pakai Grab.
Turun di bunderan Radin  Inten, ternyata sang kiai bersama 2 teman lainnya yang juga anggota bis mania, seorang dari Bali yang tinggal di Palembang, seorang lagi dari Muntilan yang tinggal di Sekayu Sumsel. Karena waktu menunjukan jam 14.00 wib dan mereka belum makan siang, mereka kami ajak makan siang di warung mahasiswa Mister Geprek. Warung ini berlokasi di dekat kampus negeri terbesar di Lampung, Unila. Warung yang cukup ramai karena rasaya yang memang enak, harga ekonomis dan lokasinya strategis. Warung ini dikelola oleh pak Aji dengan mempekerjakan anak-anak muda, untuk pagi - sore oleh karyawan, sore - malam dikerjakan oleh teman-teman mahasiswa yang kerja part time. Dengan harapan memberikan pembelajaran bagi siapapun untuk belajar wirausaha, pak Aji juga siap melakukan pendampingan. Bahkan untuk pesanan online (Gofood) disediakan tempat khusus buat mereka untuk menunggu. Kebetulan pemiliknya juga kenal, walau baru sekali bertemu.
Disini hal kebaikan itu muncul, kami di suguhi menu yang sebetulnya tidak ada di warung ini, pindang patin, spesial dimasak buat kami, ayam goreng khas warung ini dan terong tepung goreng sambel yang rasanya uuenaakk (menggambarkan karena sangat enak) sekali dengan minuman dingin dan terakhir kopi. Dan "amazing" nya, ibu warung disebelah (warung bu Wito) menambahi lauk kami dengan ikan goreng. Berenam kami makan dengan lahap, hanya karena kapasitas perut saja yang menghentikan untuk menyantap habis hidangan didepan meja.
Setelah berfoto dengan pemilik, istriku menuju kasir untuk bayar, ternyata dicegah oleh pemilik warung Mister Geprek pak Aji. Dengan kata lain, semua yang dihidangkan dan kami makan tidak harus dibayar alias gratis. Dan selanjutnya, saya diserahin kunci mobil beliau untuk kami pakai mengantar sang kiai dan temannya ke lokasi Jamnas di pantai Ringgung. Saya sempat terdiam sejenak, kok enak sekali memberikan kepercayaan mobilnya untuk kami pakai. "Pakai saja mobil saya, sampai malam juga tidak apa-apa" demikian pak Aji dengan entengnya memberikan kunci mobil kepadaku.
Sebelumnya dalam pertemuan singkat ini banyak kebetulan baik yang kami temukan, pertama salah satu anggota Bis Mania, Wayan (dokter hewan) adalah teman keponakanku waktu kuliah di Kedokteran hewan di Univ Airlangga Surabaya, Bude (demikian kami menyebut) pemilik warung Mister Geprek adalah menggemar tulisan istriku Yuli Nugrahani (seorang penulis, http://yulinugrahani.blogspot.co.id) sehingga sangat "exited" ketika ketemu.