Monday, November 04, 2013

PELATIHAN WIRAUSAHA


 Ketika kebanyakan buruh dikota besar melakukan demo besar-besaran untuk menuntut UMP tahun 2014 sesuai KHL, kami justru melakukan pelatihan Wirausaha . Pelatihan kali ini diikuti oleh beberapa perwakilan buruh dari Purwokerto, Bandung, Bogor, Jakarta, Tangerang, Serang, Palembang dan Lampung. Pelatihan  Wirausaha, "MENCARI ALTERNATIF USAHA MANDIRI UNTUK BURUH DAN KELUARGA" bertempat di Wisma Albertus Tanjung Karang, Lampung 1-3 November 2013.
Suasana Pelatiahan
Pelatihan yang di motori oleh Forum Pendamping Buruh Nasional (FPBN) Wilayah Barat ini bertujuan untuk memberi alternatif income (pendapatan) bagi buruh atau keluarganya. Dengan melihat situasi perburuhan sekarang ini, buruh perlu dipersiapkan bila hal terburuk terjadi pada buruh (PHK) terjadi pada siapapun.
Banyak hal yang bisa didapat dari pelatihan ini, diantaranya, bagaimana menciptakan peluang usaha, permodalan,  analisa usaha dan yang tidak kalah pentingnya pemasaran serta jaringan.
Add caption
Disampaikan oleh beberapa narasumber yang berpengalaman dibidangnya, diantaranya Kamto dari lembaga Praxis, Saptarini dari Sapta Consultan, FX. Siman dari Koperasi serta Nanang dan Moko yang berbagi pengalaman dalam mendirikan usahanya.


TANJUNG PUTUS (Bagian 2)

Ikan-ikan kecil yang mendekat ketika diberi remah-remah roti
Pemandangan sore hari Tanjung Putus

Air jernih dan nyaman untuk berenang













Menjadi pilihan keluarga bila menginginkan suasana yang sunyi dan tenang untuk refreshing bersama anak-anak berenang, mendayung perahu, memancing atau hanya sekedar memandang alam. Memberi makan ikan dengan remah-remah roti, bisa menjadi hal menarik, karena ikan akan berkumpul berebut makan.


Loncatan kebahagiaan


Berperahu, kegiatan yang
cukup menyenangkan

Berenang dikelilingi ikan-ikan kecil
Kegiatan berenang adalah hal yang paling saya suka di Tanjung Putus, airnya yang jenih dan ikan-ikan kecil yang selalu mendekat, menggodaku untuk berenang, walau kadang-kadang ikan-ikan itu menggigit jari kakiku.
Salah satu sudut pandang
 pantai Tanjung Putus

FESTIVAL KRAKATAU

Gunung Anak Krakatau
Rombongan Duta Besar negara sahabat
FESTIVAL KRAKATAU XXIII Tahun 2013 Festival Krakatau adalah event budaya dan pariwisata tahunan propinsi Lampung. Pentas seni, pawai budaya dan di akhiri dengan tour Gunung Krakatau. Untuk tahun 2013, festival Krakatau dipusatkan di Lampung Selatan, tanggal 18-20 Nopember. Bertema The Mask of United Colours. Sudah lebih dari 10 tahun tinggal di Lampung, tetapi baru kali ini saya berkesempatan untuk mengikuti Festival Krakatau yang sudah 23 tahun diadakan, dan hanya mengikuti Tour Gn. Krakatau yang menurutku lebih menarik. Kali ini Tour Gn Krakatau juga dihadiri oleh 13 Duta besar dan 9 perwakilan kedutaan negara sahabat, diantaranya dari Thailand, Afghanistan, Georgia, Equador, Saudi Arabia.
Kemeriahan diatas kapal Dharma Kencana IX
Dimulai berangkat dari lapangan Korpri Gubernuran, dengan bus AC ,10 bus mulai bergerak sekitar jam 07.00 wib dengan dikawal patroli polisi. Dan sampai di pelabuhan Bakauheni sekitar jam 09.00 wib. Cukup lama kami menunggu rombongan duta besar dikapal roro Dharma Kencana IX yang akan membawa rombongan untuk tour. Dengan pengawalan ketat petugas Polairud dan kapal perang TNI AL, kapal roro mulai bergerak menuju Gn Krakatau dengan kecepatan 10 Knot. Perjalanan cukup lama, sekitar 2,5 jam akhirnya kami sampai di Gn. Krakatau yang sudah tidak terlihat aktif disebelah kiri kapal, dan sebelah kanan jelas kepulan asap Gunung anak Krakatau yang aktif memperlihatkan keperkasaannya. Cukup jauh terpisah antara Gn. Krakatau dengan Gn. Anak Krakatau, bisa dibayangkan ketika tahun 1883 meletus. Salah satu gunung teraktif yang melegenda karena letusannya.
Atraksi dari Nelayan sekitar Gn Krakatau
Atraksi menarik yang disajikan oleh panitia adalah 2 penerbang paralayang yang melayang-layang diatas gn. Anak Krakatau dan diatas kapal roro yang kami tumpangi, serta puluhan perahu nelayan yang mengitari kapal Dharma Kencana IX. Diatas kapal sempat puas mengambil foto-foto yang memang harus saya dapatkan, dan berkenalan dengan salah satu staf kedutaan Equador, namanya Gonsales Vega, ngobrol cukup nyaman dan menyenangkan, serta salah satu dari kedutaan Perancis yang baru beberapa minggu berada di Indonesia, yang merasa senang berada di Indonesia, karena keramahan orangnya. Sekitar 1 jam berada di area Gn.Krakatau, kapal mulai bergerak menuju pelabuhan Merak untuk mengantar para Duta Besar kembali ke Jakarta.

Perjalanan menuju pelabuhan Merak memakan waktu sekitar 3,5 jam, setelah menurunkan para tamu Duta Besar, kapal Dharma Kencana IX bergerak menuju ke pelabuhan Bakauheni, dan sampai sekitar jam 21.00 wib, dan perjalanan dilanjutkan menggunakan bus AC menuju Bandarlampung. Kami tiba kembali di lapangan Korpri Gubernuran sekitar jam 23.00 wib. Perjalanan yang cukup melelahkan, tetapi juga menarik danmenyenangkan


Pengawalan ketat Polairud dan TNI AL
Atraksi Paralayang


Gunung Anak Krakatau yang menakjubkan