Kabupaten Pesawaran yang berbatasan dengan Kotamadya
Bandarlampung memiliki destinasi wisata yang cukup banyak dan bervariasi.
Pantai menjadi destinasi andalan, karena garis pantai yang cukup panjang dan
berada di antara pulau pulau atau teluk sehingga ombak terlalu besar. Beberapa
tempat wisata sudah banyak dikenal oleh masyarakat Lampung maupun luar Lampung,
diantaranya Pantai Mutun, Pantai Gading, pantai Hurun, pantai Klara dll yang sudah dikelola dengan baik. Selain pantai, kabupaten Pesawaran juga
memiliki destinasi wisata alam yang bisa menjadi alternatif, diantaranya Taman
Hutan Rakyat (Tahura), dan tentunya air terjun yang juga bnayak dijumpai. Salah satunya adalah air terjun Lubuk Helau
(law, Lau) yang masih jarang dikunjungi wisatawan karena medannya yang susah
dijangkau.
Komunitas Lampung Hash House Harriers (LHHH) menjadikan air
terjun Lubuk Helau menjadi tujuan kegiatan rutin mingguan kali ini. Meet point
di area parkiran dekat dam yang juga menjadi lokasi wisata alam, bermain di
sungai yang cukup bersih.
Dari kota Bandarlampung bisa ditempuh dalam waktu 45 menit –
1 jam dengan rute melalui pesisir laut dan wisata pantai Puri Gading, Pantai
Duta Wisata, Pantai Mutun, Pantai Hurun, Pantai Sari Ringgung, Pantai Dewi
Mandapa, Pantai Ketapang, Pantai Klara 1 dan 2. Sampai di depan markas Brigif 9
Marinir sebelum jembatan belok kekanan sekitar 1 km, maka akan sampai di
parkiran mobil, disini meet point LHHH Run 959.
Saling sapa menjadi pembuka pertemuan para hasher yang hadir,
absen dan mengambil air mineral untuk dibawa masing masing. Absen penting untuk
kegiatan luar ruang, pertama untuk memastikan keadiran dan jumlah makan siang
yang harus disiapkan setelah kegiatan. Juga memastikan semua Kembali ke meet
point dengan aman dan selamat.
Rute yang kami lalui menanjak tapi tidak terlalu ekstrim dan panjang dengan udara pagi yang masih segar serta pemandangan luas hutan dan sungai berbatu dengan airnya yang bersih. Jalan ini biasa dilalui oleh penduduk setempat untuk akses ke kebun, membawa hasil perkebunan (kopi, coklat, cengkeh, pala, kelapa, pisang, dll). Disebagian jalan sudah diberi tatanan batu, untuk pejalan kaki harus berhati-hati untuk menghindari terkilir.
Suara air sungai terus mengiringi perjalanan kami dengan rerimbunan pohon bamboo, pohon duku, pohon coklat. Tanjakan sesekali, tidak panjang diselingi jalan datar dan sedikit menurun, namun bagi pekebun dengan naik motor mesti berhati-hati, disisi kiri jurang dan kadang ada yang longsor. Sekitar 1 jam 20 menit kami sampai dirumah pak RT yang berada ditengah kebun. Disini tinggak beberapa keluarga pekebun dengan halamannya yang penuh jemuran hasil panen, cengkeh, kakao.
Beristirahat sebentar dan foto bersama di jembatan gantung
yang merupakan penghubung menuju ke kebun berikutnya. Disini teman-teman hasher
yang berniat untuk medium run akan menikmati sungai berbatu yang berair jernih
dan jembatan gantung menjadi spot foto atau sekedar merendam kaki. Namun untuk
hasher yang mengambil long run akan terus melangkah menuju air terjun.
Jalan menyusuri pinggiran sungai dan kebun kakao dilanjutkan
jalan yang menanjak, meski tidak ekstrim namun kali ini jalan menanjak cukup
jauh dan konsisten. Tetap melewati kebun kakao yang rindang, sehingga sinar
matahari tidak langsung tembus menimpa kami.
Pada saatnya jalan menurun melewati jalan berbatu menuju
sungai dan Sampai ditepi sungai kamipun kembali melewati pinggiran sungai yang
harus menjadi perhatian agar tidak terpeleset, terutama ketika mau sampai
disungai, saling membantu, berpengangan pada akar.
Sampai ditepi sungai kami beristirahat untuk makan bekal
yang telah disiapakan sebelum menyeberang sungai. Menyeberang sungai tidak bisa
sendiri, harus saling membantu, saling berpegangan dengan mengamankan barang
bawaan terlebih dahulu (HP, kamera, dompet, dll yang harus terhindar dari air).
Debit air yang besar dan dalam bisa membuat sesorang hanyut terbawa arus, untuk
itu menyeberang harus saling bantu.
Keseruan menyeberang menjadi pengalaman tersendiri bagi para
hasher. Bagi beberapa orang (hasher) sepertinya tidak mungkin, tidak berani,
namun berkat Kerjasama, saling membantu, saling menyemangati akhirnya sungai
deras bisa kami lewati.
Ternyata tidak saja menyeberang yang beresiko hanyut, saat sampai diseberangpun kami harus melewati batu besar, harus naik diatasnya untuk menuju keair terjun. Keras, licin dan super hati hati serta Kerjasama semua hasher akhirnya bisa dilewati denga naman.
Melewati tepian sungai, berbatu besar ternyata juga menjadi
tantangan tersendiri, tidak mudah, basah, licin. Disini harus focus
memperkatikan setiap Langkah namun jangan dilupakan, dikanan-kiri pemandangan
sungguh bagus, aliran air, pepohonan, akar pohon, batu, percikan air bisa
dinikmati.
Tidak terlalu jauh setelah menyeberang, kami sampai di air
terjun Lubuk Helau (law, lau) yang sungguh-sungguh bagus, airnya yang bersih,
pepohonan dikanan kiri. Tidak terlalu tinggi, namun debit airnya yang besar dan
air terjun yang melebar sungguh indah untuk diabadikan.
Tidak terlalu lama kami berdiam untuk mengagumi keindahannya, selanjutnya kami berenang, mandi dan bermain air di sekitar air terjun. Para hasher sungguh sungguh menikmati kesegaran air terjun Lubuk Helau. Hampir 1 jam kami bermain air disini sambil mengabadikannya dengan foto dan video.
Setelah puas menikmati mandi, berenang dan mengabadikan
dengan foto maupun video, kami lanjutkan perjalanan pulang dengan seluruh
pakaian yang basah kuyub tetap menempel dibadan, melewati kembali jalan berbatu
yang licin. Selanjutnya Kembali melintas batu besar yang juga licin dan
berbahaya, bila terpeleset bakal berakibat fatal. Menyeberangi sungai juga
dengan berpegangan, saling membantu untuk memastikan setiap orang sampai
diseberang dengan aman dan selamat tidak terbawa arus sungai yang deras.
Kembali melewati jalan yang miring dan disisi kanan jurang,
kami Kembali menyusuri jalan pulang. Sempat beberapa hasher yang terpeleset,
terjatuh, namun berkat Kerjasama saling membantu melintasi jalan ini cukup
aman. Selanjutnya tanjakan harus kami lewati dengan rindangnya pohon hutan yang
tinggi. Cukup menguras energi hingga sampai dijalan yang menurun dan terus
menurun.
Tidak terlalu lama perjalanan pulang hingga sampai di rumah
penduduk, karena jalan yang menurun dan tidak lagi banyak berhenti untuk
sekedar foto-foto. Namun ada satu orang hasher yang mesti berjalan agak lambat
karena terpeleset dan terjatuh sebelumnya.
Di rumah penduduk (pak RT) kami telah disiapkan kelapa muda
yang siap dinikmati. Airnya banyak mengandung cairan elektrolit dan mineral,
kesegarannya diminum pada saat yang pas (lelah, haus, udara panas) air kelapa
muda menambah energi sebelum melanjutkan perjalanan pulang.
Sebentar ngobrol bersama penduduk setempat, perjalanan pulang kami lanjutkan. Sebelumnya ada beberapa hasher yang benar-benar kelelahan memilih untuk naik ojek (sepeda motor dengan modifikasi untuk membawa hasil bumi) yang sebenarnya kalau untuk berboncengan sungguh membuat badan justru terasa sakit semua, tergoncang saat perjalanan. Dari tempat ini sampai ke meet point (berkumpul, parkir kendaraan) mereka dibayar Rp. 50.000.
Sebenarnya ada satu hasher yang merasa kelelahan namun
semangatnya yang memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan dengan berjalan
kaki. Sebentar menanjak dan kemudian jalan menurun, sedikit datar, namun jalan
berbatu mesti berhati-hati agar tidak tersandung atau terpeleset.
Sampai disini pakaian yang kami kenakan sudah mulai
mengering, dimana sebelumnya mandi,
berenang menggunakan pakaian yang sama dan tidak ganti pakaian ketika pulang.
Kegiatan luar ruang identic dengan kotor, basah (karena air, keringat), jadi
sebaiknya menggunakan pakaian dengan bahan yang mudah kering.
Jam 14.10 wib kami sampai di meet point dan hasher terakhir yang sampai sekitar jam 14.30 wib. Beberapa teman yang mengambil rute medium sudah lama menunggu. Namun juga sudah membawa hasil bumi masing-masing (sayur pakis, petai, pisang dll) yang dibeli dari penduduk setempat.
Rute hash ini memang termasuk yang jauh dan memakan waktu
yang lama, namun cerita, foto, video yang didapat juga banyak. Rute yang penuh
perjuangan, kerjasama, empati, namun banyak yang didapat, kegembiraan, kebersamaan dan tentunya
rekreasi yang tidak semua orang bisa melakukannya. Dan tentunya foto maupun
video yang kami ambil menjadi saksi atas keseruan komunitas LHHH yang bisa
dilihat, maupun disaksikan oleh siapapun.
No comments:
Post a Comment