Thursday, December 31, 2020

TAHUN 2020


Tahun 2020 merupakan tahun yang berbeda dengan tahun2 sebelumnya, dimana dunia dihebohkan dengan pandemi covid 19, virus yang membuat banyak perubahan. Baik perubahan fisik maupun psikis. Perubahan perilaku manusia dan membuat manusia dipaksa untuk merubah kebiasaan. 

Membatasi interaksi dengan manusia lain menjadi salah satu perubahan yang harus dilakukan. Baik kegiatan kantor, sekolah harus dilakukan secara online (daring). 

Manusia diwajibkan untuk selalu menjaga dan meningkatkan imun tubuh. Makan sehat, minum sehat, mengkonsumsi buah, madu, vitamin C dll menjadi sarana untuk itu.

Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak selalu didengungkan untuk dilakukan demi membatasi penyebaran virus ini.

Perilaku virtual menjadi keharusan, belajar, menyelesaikan tugas kantor, rapat bahkan belanjapun menggunakan sarana virtual. 

Demikian banyak hal yang terjadi di tahun 2020, baik hal baik maupun buruk. Tahun yang sungguh berat bagi semua kalangan yang terjadi disemua belahan bumi. Banyak yang harus dihadapi setiap orang dengan berbagai masalahnya sendiri.

Tahun 2020 bisa jadi menjadi tahun refleksi atas perilaku pribadi manusia itu sendiri. Tidak semua hal buruk menjadi tembok harapan dihari, minggu, bulan atau tahun kedepannya. 

Tahun 2020 segera berlalu dan semoga tahun 2021 penuh harapan setiap pribadi. Semua telah menjadi rencana Tuhan dan akhirnya akan menjadi indah pada waktunya.

Monday, October 19, 2020

LAMPUNG HASH HOUSE HARRIER (LHHH) 4 BOEMI KEDATON

Boemi Kedaton merupakan salah satu tempat wisata buatan yang berlokasi di Jl WA Rahman, Batu Putu Teluk Betung Utara, kota Bandar Lampung. Taman wisata dengan nuansa alam yang cukup menarik karena berada dilokasi yang dipenuhi tanaman/pepohonan sehingga udara cukup sejuk. Berada sekitar 8 km dari kota Bandar Lampung, bisa ditempuh dengan kendaraan roda 2 atau 4.
Kegiatan LHHH kali ini diawali dengan senam pagi yang dikomandoi oleh 2 orang instruktrur senam dengan lagu2 ceria untuk membakar semangat para Haster. Para Haster sangat antusias menggerakan kaki, tangan badan mengikuti arahan instruktur.

Dan kali ini aku hanya mengambil rute suka suka (hehehe...), tidak mengikuti rute yang telah ditentukan tetapi rute lain yang lebih pendek. Meskipun demikian, rute ini tidak kalah menarik, karena harus melintasi sungai, pepohonan dan juga kampung. Jalan menanjak dan menurun tetap ada.









Thursday, October 01, 2020

Lampung Hash House Harrier (LHHH) 3 Teluk Nipah

Teluk Nipah tidak setenar Pahawang, Pantai Mutun, Pantai Ringgung atau yang lainnya.  Namun bila kita sudah mengunjunginya, tidak kalah menarik dan indah pemandangan yang bisa dinikmati.

 

 

 

 

 


Kali ini perjalanan LHHH berkesempatan menyusuri keindahan Teluk Nipah. Berada sekitar 62 Km dari kota Bandar Lampung arah pelabuhan Bakauheni, tepatnya berada di area PTPN VII Afdeling Kalianda, desa Bulok kecamatan Kalianda. Bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4. Hanya saja tidak bisa sampai mendekati pantai, hanya sampai di perkebunan karet PTPN VII. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki dengan medan menurun berbatu. Pernah dibuat jalan lebar tetapi tidak pernah terpakai atau tak terawat sehingga kendaraan tidak bisa melewatinya.

Benar. Sungguh pemandangan indah yang kami dapatkan ketika sampai di pantai teluk Nipah dengan pasir putihnya. Sepertinya memang jarang dikunjungi wisatawan karena medannya yang sulit. Tapi bagi kalian yang menyukai petualangan, hiking, cocok bila diagendakan ke tempat ini.

 

 

 

 

Tidak hanya pantai dengan pasir putihnya, tetapi disisi lain ada pantainya yang berbatu hitam (batu kali). Tidak kalah menarik karena memang ombak yang besar saling bergantian membalikan batu-batu tersebut, dan itu terus-menerus. 

 

Ada beberapa tebing yang menjorok kelaut, hempasan ombak, percikan air laut membuat pemandangan semakin indah semakin menarik. Tetapi bagi pengunjung menjadi perhatian bila berada diarea ini. Tetap fokus pada keamanan dan keselamatan. Ombak akan menghantam batu tebing, jangan hilang fokus ketika melakukan foto-foto, selfie bila hal-hal tidak diinginkan terjadi.

 

 

 

Ada beberapa spot foto yang bagus yang bisa dikunjungi, seperti gua yang bila kena ombak akan memancarkan percikan air. Bunga bunga liarpun menarik untuk diabadikan. Atau kayu /pohon kering juga bisa menjadi latar foto yang bagus.

 

 

 

 

 

Menyusuri pingiran pantai sampai pada ujung yang tidak lagi bisa kita lewati, dimana ada terowongan yang dapat menjadi spot foto/video yang bagus. Perjalanan terhenti disini karena memang tidak bisa dilewati lagi. Untuk kembali pulang, bisa melewati jalan setapak sedikit terjal dengan pegangan tali. Cukup terjal, tapi tetap aman bila berhati-hati. Dan tidak terlalu jauh keatas sudah sampai keperkebunan karet dan tujuan awal (parkir kendaraan).

 

 

Kesimpulannya, Teluk Nipah bisa menjadi destinasi wisata petualangan yang menarik untuk dipertimbangan dalam agenda perjalanan wisata. 









Tuesday, September 29, 2020

Lampung Hash House Harrier (LHHH) 2 Puri Gading

 

Kali ini LHHH  start dari pantai Puri Gading, seperti biasa setelah berfoto bersama, perjalanan dimulai menyusuri jalan sisi pantai perumahan Puri Gading, dilanjutkan menyeberang jalan raya dan masuk ke jalan desa sekitaran perumahan Puri Gading. Sekitar setengah jam menyusuri jalan kampung kami mulai masuk ke jalan setapak yang menanjak yang sebelumnya menyeberang jembatan gantung. 

 

 


Kami (aku dan Yuli) berada di tengah peserta LHHH, tetapi karena medan yang cukup menanjak, membuat mereka mulai sejenak berjalan, sejenak istirahat, tetapi kami justru berjalan perlahan tetapi terus berjalan. Yang akhirnya kami berada didepan atau setidaknya diurutan depan dibelakang beberapa bapak-bapak yang sudah mendahului kami.


Tanjakan yang cukup berat membuat menjadi alasan peserta banyak teringgal, kami terus mengikuti petunjuk yang telah dibuat dengan yakin berjalan berdua. Dan sesi foto baik selfie, foto bunga, tanaman dll tetap kami lakukan sambil berharap ada teman yang menyusul kami.

 

 

 

 

Kali ini perjalanan kami melewati kebun melinjo, kakao, duren, duku, walau sebagian besar memang pohon melinjo. Membayangkan mereka, petani pemilik atau pengurus kebun harus berjalan menanjak dan sejauh itu untuk mengurus kebun atau panen. Ada beberapa pondok yang mereka buat untuk istirahat, kami membayangkan sekali-kali kami juga ingin menginap dipondok itu, apalagi kalau sedang musim durian.

Sebenarnya kami berjalan tidak terlalu cepat, tetapi tidak seorangpun peserta yang mendahului, bahkan kami sempat berbincang dengan pemilk kebun sambil menunggu teman yang lain. Pemilik kebun bercerita bahwasannya dulu berkebun kakao, tetapi sekarang berganti bertanam melinjo, durian dan bahkan pisang karena lebih menguntungkan. Pondoknya sangat bersih dan luas, tertarik kami untuk suatu saat kesini kembali ketika musim durian.

 

Walau sebagian besar melintasi kebun melinjo tetapi ada sisi lain yang ditanami jagung (sudah panen), yang tingginya tidak terlalu tinggi, dan ini membuat kami bisa melihat sisi bukit yang lain jadi kelihatan lebih jelas dan pemandangan ini tidak kami sia siakan untuk diambil dokumentasinya.


Lampung Hash House Harrier (LHHH 1) Way Lima - Pesawaran - Lampung


Setelah sekian tahun tidak beraktivitas di alam bebas, kali ini saya bersama komunitas Lampung Hash House Harrier (LHHH) memulai untuk beraktivitas di luar ruang yang lokasinya di area perkebunan karet PTPN VII Way Lima kabupaten Pesawaran. Perjalanan kendaraan bermotor dari Bandar Lampung ditempuh sekitar 45 menit. Telah berkumpul beberapa anggota LHHH yang sudah menunggu. Biasanya start jam 07.00, dimana diawali dengan foto bersama.

Bagiku beraktivitas diluar ruang tidak asing lagi, hanya saja setelah sekian tahun tidak melakukannya, menjadi pertanyaan dalam hati, seperti apakah medannya, naik, turun, terjal dll, apakah aku masih kuat? Tetapi melihat peserta yang mengikuti kegiatan ini umumnya berumur diatas 50 tahun memastikan akupun bisa.

 

Perjalanan dimulai jam 07.15 menit, kami harus melewati jalan diantara perkebunan karet milik PTPN VII, diawali denga jalan rata sedikit menanjak dengan sesekali lewat sepeda motor milik penyadah karet yang melewati kami. Mereka biasa menyadap karet pagi hari. Dan sesekali juga saya lihat ada komunitas sepeda gunung yang melintas. Jadi bukan kami saja yang beraktivitas disini tapi juga ada komunitas olahraga luar ruang yang lain yang juga menggunakan area ini untuk kegiatan rutin. Perjalanan dua jam pertama kami melintasi kebun karet, sesekali bertemu dengan penyadap karet, menyapamereka sungguh menyenangkan sejenak melupakan keringat yang sudah membasahi sebagian bajuku. 

 Untuk aktivitas ini ada beberapa petunjuk yang dibuat, pertama adalah titik 3 berwarna merah untuk menandai jalur, yang kedua potongan kertas pada jalur yang bila ada disebelah kiri artinya arah perjalanan sudah benar, dan yang ketiga arah panah warna merah untuk menunjukan arah yang benar.

Untuk LHHH di Way Lima dibuat dua jalur, jalur pendek dan jalur panjang, dimana jalur pendek akan memotong sebagian jalur panjang (potong kompas). Kami (aku dan istriku Yuli) kali ini ambil jalur panjang (sekitar 8 km) dan kami berada di urutan depan, sebagian besar ada dibelakang kami. Menikmati alam, pohon, bunga, rumput, penyadap karet dll sangat menyenangkan dan kami tidak lupa mengabadikan dengan kamera ponsel.

Melintasi sungai menjadi kegembiraan tersendiri bagi kami, karena menjadi kenangan masa kecil, bermain air, melempar batu dan tidak lupa foto foto. Sambil menunggu teman yang lain menyusul kami tetapi tak seorangpun yang menyusul kami, kami kira mereka tertinggal jauh dibelakang, sehingga berlama-lama disungai sangat menyenangkan apalagi bertemu dengan teman teman komunitas sepeda yang juga sedang beristirahat. 

Perjalanan dilanjutkan kembali masuk kedalam jalur perkebunan karet walau tetap dipinggiran sungai, dan sekali lagi sesi ambil foto tetap berjalan. Sempat hampir nyasar, ketika ada tanda merah lain, tetapi setelah diteliti kami berada di jalur yang benar kembali. 

Dan kami sampai di tepat finish kembali di kantor PTPN VII sekitar jam 12, tetapi teman teman yang lain sudah pulang. Dan ternyata mereka mengambil jalur pendek sehingga kami yang berada didepan justru sampai terakhir, hehehehe...

Perjalanan melelahkan yang menyenangkan. Olah raga, rekreasi.