25 Mei 2025 Lingkungan St Paulus, Paroki Yohanes Rasul Kedaton, Menapaki Jejak Rahmat di Porta Sancta
Porta Sancta: Pintu Suci dalam Tradisi Katolik
Porta Sancta, atau Pintu Suci, adalah pintu khusus
yang terdapat di empat basilika utama di Roma yaitu Basilika Santo Petrus,
Santo Yohanes Lateran, Santa Maria Mayor, dan Santo Paulus di Luar Tembok.
Pintu ini hanya dibuka pada Tahun Suci atau Jubileum, dan menjadi simbol
Kristus sebagai pintu keselamatan, sebagaimana sabda-Nya dalam Yohanes 10:9: “Akulah
pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat.”
Melintasi Porta Sancta dalam semangat tobat, iman, dan
pengakuan dosa dipercaya memberi kesempatan bagi umat Katolik untuk memperoleh indulgensi
penuh—penghapusan hukuman temporal atas dosa yang telah diampuni. Tahun
Suci biasanya dirayakan setiap 25 tahun, meskipun Paus dapat menetapkan secara
luar biasa, seperti Tahun Suci Kerahiman Ilahi 2016 oleh Paus Fransiskus. Pada
kesempatan itu, pintu suci juga dibuka di banyak keuskupan di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia.
Upacara pembukaan Porta Sancta dipimpin oleh Paus, yang
secara simbolis mengetuk pintu tiga kali dengan palu, lalu membukanya sebagai
lambang terbukanya rahmat dan keselamatan ilahi. Setelah Tahun Suci berakhir,
pintu tersebut kembali ditutup dan disegel hingga Tahun Suci berikutnya.
Tahun Suci berikutnya akan berlangsung pada 2025, mengusung tema “Peziarah Harapan” (Pilgrims of Hope). Umat Katolik dari seluruh dunia akan berziarah melintasi Porta Sancta, menandai perjalanan iman, pertobatan, dan harapan dalam terang Kristus.
Porta Sancta di Keuskupan Tanjungkarang
Menjelang Tahun Suci 2025, Keuskupan Tanjungkarang menetapkan beberapa gereja dan Gua Maria sebagai Porta Sancta lokal, antara lain:
- Katedral Kristus Raja – Tanjungkarang (Bandar Lampung)
- Gereja Hati Kudus Yesus – Metro
- Gereja Santo Yusup – Pringsewu
- Gereja Santo Yusuf Pekerja – Tulang Bawang
- Gereja Keluarga Kudus – Sidomulyo
- Ngison Nando – Kalianda
- Padang Bulan – Pringsewu
- Pajar Mataram – Lampung Tengah
- Sekincau – Lampung Barat
- Jojog
– Metro
- Rumah Kita – Kotabumi
- Bandarjaya – Lampung Tengah
- Kalirejo – Lampung Tengah
- Tulang Bawang – Tulang Bawang
- Candi Maria Way Kandis – Bandar Lampung
Ziarah Lingkungan Santo Paulus, Kedaton – 25 Mei 2025
Bertepatan dengan Bulan Maria, Lingkungan Santo Paulus dari
Paroki Santo Yohanes Rasul Kedaton melaksanakan ziarah rohani pada Minggu, 25
Mei 2025. Kami berkumpul di Bunderan Radin Inten dan berangkat menggunakan bus
Puspa Jaya pada pukul 06.16 WIB menuju Gereja Santa Maria Pajar Mataram,
Lampung Tengah. Seragam biru yang kami kenakan melambangkan sukacita dan
kebersamaan umat yang sudah lama merindukan perjalanan rohani bersama.
Perjalanan terasa meriah, diiringi hiburan karaoke dan obrolan hangat, sambil menikmati pemandangan dan aneka camilan. Kami tiba pukul 08.10 WIB dan disambut hangat oleh Romo Stefanus Widianto Pr, pastor paroki yang sebelumnya sudah kami hubungi.
Gereja Santa Maria Pajar Mataram, di bawah Keuskupan
Tanjungkarang, mengelola Gua Maria Pajar Mataram yang telah ditetapkan sebagai
Porta Sancta. Tempat ini menjadi lokasi utama untuk menjalani ziarah, berdoa
Rosario, mengikuti jalan salib, dan memperoleh indulgensi penuh.
Setelah rehat sejenak, kami melaksanakan Jalan Salib yang
dimulai dari halaman gereja, berlanjut hingga ke area gua yang melewati
persawahan. Meski jalur cukup panjang dan licin, semangat kami tidak surut.
Kami tiba di perhentian ke-14 pukul 09.50 WIB.
Misa kudus dimulai pukul 10.00 WIB, dipimpin oleh Romo Wid,
sapaan akrab Romo Stefanus, dan dihadiri oleh peziarah dari berbagai daerah.
Seusai misa, kami berdoa di depan patung Bunda Maria, berfoto bersama, dan
istirahat makan siang di halaman gereja. Sebagian membawa bekal sendiri,
sebagian lainnya menikmati hidangan dari umat setempat.
Lanjutan Ziarah: Gua Maria Bandarjaya & Jojog
Pukul 12.30 WIB kami melanjutkan perjalanan ke Gua Maria Bandarjaya, yang terletak di kompleks Gereja St. Lidwina Bandarjaya. Kami
disambut oleh Pastor Kepala RD Yohanes Theden Tana, Pastor Rekan RD Yohanes
Baptis Widarman, dan didampingi kembali oleh Romo Wid. Doa di Gua Maria
dipimpin oleh Ibu Yuli Nugrahani.
Sebagai Porta Sancta, gua ini menjadi tempat umat menimba rahmat melalui doa Rosario dan ziarah tobat. Lingkungan gereja yang asri menambah kekhusyukan momen ziarah.
Pukul 14.48 WIB, kami melanjutkan ke Gua Maria Jojog di
Metro, salah satu lokasi ziarah populer, khususnya di bulan Mei dan Oktober.
Kami tiba pukul 15.20 WIB dan bergabung dengan umat lain yang telah hadir lebih
dulu. Doa bersama dipimpin oleh Ibu Ida dalam suasana hening dan damai yang
menyelimuti area gua.
Keheningan dan kesederhanaan tempat ini menjadi daya tarik spiritual tersendiri—mengajak setiap peziarah untuk merenung, menyepi, dan menyerahkan hati sepenuhnya kepada Tuhan melalui perantaraan Bunda Maria. Setelah berdoa, kami bersantai di pelataran gereja sambil menikmati kopi, teh, dan snack, serta berbelanja di kantin paroki.
Persinggahan Terakhir: Gereja Hati Kudus Yesus Metro
Pukul 16.11 WIB, kami tiba di Gereja Katolik Hati Kudus
Yesus, Metro, paroki tertua di wilayah ini yang berdiri sejak 1937 oleh Pastor
M. Gerardus Neilen SCJ untuk melayani para transmigran Jawa. Kini dilayani oleh
Pastor Kepala RD F. X. Cahyo Handoko dan Pastor Rekan RD Markus Widiyoko,
dengan sekitar 8.000 umat yang tersebar di 15 stasi.
Gereja ini aktif dalam kegiatan pastoral, pelayanan sosial, dan dialog antarumat beragama. Misa rutin diadakan setiap hari dan pada akhir pekan, menjadikannya pusat iman dan pelayanan bagi umat Metro. Tempat ini juga akan menjadi salah satu Porta Sancta selama Tahun Suci 2025.
Doa di Porta Sancta Gereja Hati Kudus Yesus di pandu oleh pak Meimanto
Setelah menutup ziarah kami dengan kunjungan ke gereja ini, tepat pukul 17.32 WIB, kami kembali ke Bandar Lampung, membawa pulang pengalaman iman, sukacita komunitas, dan pengharapan baru dalam Kristus Sang Pintu Keselamatan.