Monday, July 14, 2025

RUN 1116, BUDDHAYANA RUN 5K, UNITY IN DIVERSITY

 BUDDHAYANA RUN 5

Minggu, 13 Juli 2025

Jam : 05.30 Wib

Dress code : Buddhayana jersey

Run Site : Lapangan Korpri, Depan kantor Gubernur Lampung.

Lampung Hash House Harriers Meriahkan Buddhayana Run 5K: Semangat "Unity in Diversity"
Komunitas Lampung Hash House Harriers turut ambil bagian dalam Buddhayana Run 5K yang diselenggarakan oleh Keluarga Buddhayana Indonesia. Acara yang mengusung tema “Unity in Diversity” ini menjadi momen penuh semangat kebersamaan dan sportivitas lintas komunitas.
Dengan semangat persatuan dalam keberagaman, para peserta dari Lampung Hash tidak hanya berlari menempuh rute 5 kilometer, tetapi juga turut menyebarkan semangat inklusivitas, harmoni, dan kebugaran jasmani. Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi antar berbagai kalangan, mempererat persaudaraan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Partisipasi ini menjadi bentuk nyata komitmen Lampung Hash House Harriers untuk terus mendukung kegiatan positif, sehat, dan menyatukan berbagai elemen masyarakat. Unity in Diversity, On On

Hari Minggu ini, saya harus bangun dan bersiap lebih pagi dibandingkan hari Minggu biasanya. Jika pada hari Minggu biasa kegiatan run dimulai pukul 07.00 WIB, maka hari Minggu ini run dimulai pukul 06.00 WIB. Ya, kali ini para hasher dari Lampung Hash House Harriers turut berpartisipasi dalam Buddhayana Run 5K yang diselenggarakan oleh Keluarga Buddhayana Indonesia. Biasanya kami menyusuri medan menurun, menanjak, melewati sungai, jalan basah dan licin, namun kali ini rutenya sepenuhnya melewati jalan beraspal.

Acara diawali dengan seremoni singkat, sambutan, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan pemanasan bersama sebelum para runner memulai aksinya. Buddhayana Run 5K ini diikuti oleh kurang lebih 1.000 peserta dan dicatatkan dalam rekor MURI sebagai kegiatan lari dengan peserta terbanyak yang dilaksanakan secara serentak di beberapa kota di Indonesia diantaranya di Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung dan Jakarta.

Jersey merah mendominasi sepanjang jalan yang dilalui para runner. Peserta yang mengikuti kategori kompetisi segera melesat meninggalkan peserta lain yang sekadar berpartisipasi demi meramaikan acara ini. Mereka sebagian besar masih muda, rutin latihan fisik, atau memang seorang atlet lari. Namun bagi kami, komunitas Lampung Hash House Harriers, ajang ini menjadi bentuk lain dari olahraga luar ruang yang biasanya kami jalani di medan berbukit, naik-turun gunung, atau menyusuri sungai. Kali ini, jalanan aspal yang sedikit menanjak dan menurun menjadi lintasan kami.

Meski demikian, ada juga hasher kami yang memang seorang runner kompetisi dan sudah beberapa kali menjuarai berbagai event. Namun kali ini beliau cukup puas finis di urutan ke-5 untuk kategori master (usia 50 tahun ke atas).

Rute yang dilalui:

  • Km 1 : Jalan Warsito – Jalan Basuki Rahmat
  • Km 2 : Jalan Basuki Rahmat – Jalan Cut Mutia
  • Km 3 : Jalan Cut Mutia – Jalan Diponegoro
  • Km 4 : Jalan Rasuna Said
  • Km 5 : Jalan Wolter Monginsidi hingga finis di Kantor Gubernur Lampung.

Sungguh menyenangkan bisa ikut berpartisipasi bersama ribuan peserta, meski tanpa target khusus selain menjaga kesehatan dan berinteraksi dengan banyak orang baru. Melihat antusiasme para peserta, baik yang muda maupun yang sudah berumur, sungguh terasa bahwa olahraga itu penting untuk menggerakkan seluruh tubuh, baik melalui lari maupun berjalan kaki. Olahraga adalah salah satu cara paling sederhana dan relevan untuk menjaga kesehatan, bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja, dengan menyesuaikan kemampuan fisik masing-masing.

Bisa beraktivitas bersama para hasher di run site yang berbeda tentu menjadi pengalaman tersendiri. Tidak hanya soal lari dan berjalan, tetapi juga tentang berbagi cerita sepanjang rute. Bahkan kali ini kami pun berkesempatan berlari bersama Gubernur Lampung yang turut memeriahkan kegiatan Buddhayana Run 5K ini.

Setelah melewati rute sepanjang 5 kilometer, akhirnya kami tiba di garis finis di depan Kantor Gubernur Lampung, di mana sebagian besar peserta sudah lebih dulu menyelesaikan lomba. Bagi finisher disediakan medali, bingkisan dari sponsor, pisang, minuman berasa, dan air mineral. Bagi yang bersedia antre panjang, tersedia pula sarapan berupa mie rebus dan kopi. Tak ketinggalan, berbagai booth juga tersedia, mulai dari makanan, pemeriksaan kesehatan gratis, hingga photo booth yang bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma.

Peserta Buddhayana Run 5K juga dimanjakan dengan berbagai doorprize yang diundi sepanjang acara, diselingi dengan hiburan lagu-lagu yang membangkitkan semangat pagi. Hadiah doorprize pun cukup menarik, mulai dari kursi, kipas angin, Handphone,  mesin cuci, televisi, hingga sepeda listrik. Gubernur Lampung pun tetap setia menemani hingga acara usai.

Sebagai penutup, penulis ingin memberikan sedikit catatan dan saran untuk penyelenggara, khususnya jika event besar seperti ini melibatkan banyak orang: kebersihan harus menjadi perhatian utama. Hampir di setiap event besar, persoalan sampah baik organik maupun non-organik sering kali luput dari perhatian. Panitia hendaknya menyediakan lebih banyak tempat sampah atau kantong sampah (trash bag) di berbagai sudut area. Akan lebih baik lagi bila ada tim relawan khusus yang berkeliling aktif memungut sampah yang tercecer di area acara. Pengalaman saya saat mengikuti kunjungan Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno Jakarta bisa menjadi contoh baik: ribuan umat yang hadir, tetapi relawan Laudato Si dengan sigap berkeliling membawa trash bag untuk memunguti sampah. Hasilnya, area tetap bersih dan nyaman setelah acara berakhir.

Semoga ke depan, semangat menjaga kebersihan ini bisa menjadi bagian penting dari setiap kegiatan besar, karena sehat bukan hanya soal olahraga, tapi juga soal menjaga lingkungan tetap bersih demi kenyamanan bersama.

Kegiatan seperti Buddhayana Run 5K ini bukan hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga momen yang mempererat tali kebersamaan antar komunitas, baik komunitas olahraga, komunitas keagamaan, maupun masyarakat umum. Di tengah kesibukan dan rutinitas sehari-hari, momen seperti ini memberikan ruang untuk kembali mengingat pentingnya menjaga kesehatan tubuh, memperkuat relasi sosial, dan menyegarkan pikiran lewat aktivitas fisik yang positif.

Partisipasi Lampung Hash House Harriers dalam acara ini juga menunjukkan bahwa olahraga bukan semata soal capaian kecepatan atau prestasi. Lebih dari itu, ini soal menikmati perjalanan, menghargai setiap langkah, bercengkerama dengan teman sepanjang rute, dan merayakan kebersamaan dalam suasana yang penuh semangat dan sukacita. Karena sejatinya, olahraga adalah tentang menjaga kesehatan jangka panjang, bukan sekadar mengejar garis finis tercepat.

Selain itu, keterlibatan langsung Gubernur Lampung hingga akhir acara memberikan contoh positif bagi masyarakat, bahwa pemimpin pun harus aktif mempromosikan pola hidup sehat dan dekat dengan warganya melalui aktivitas-aktivitas semacam ini. Hal kecil seperti ini kadang lebih membekas dibandingkan sekadar pidato atau imbauan tanpa tindakan nyata.

Akhir kata, pengalaman mengikuti Buddhayana Run 5K ini menyisakan kesan yang menyenangkan sekaligus membangun kesadaran baru: menjaga kesehatan tubuh adalah investasi berharga, dan menjaga kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Semoga ke depan semakin banyak kegiatan serupa yang menginspirasi, bukan hanya soal lari dan olahraga, tapi juga soal hidup yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih peduli terhadap sesama serta lingkungan sekitar.

 


 






No comments: