Minggu, 13 Juli 2025
Jam : 05.30 Wib
Dress code : Buddhayana jersey
Run Site : Lapangan Korpri, Depan
kantor Gubernur Lampung.
Lampung Hash House Harriers
Meriahkan Buddhayana Run 5K: Semangat "Unity in Diversity"
Komunitas Lampung Hash House Harriers turut ambil bagian dalam Buddhayana Run
5K yang diselenggarakan oleh Keluarga Buddhayana Indonesia. Acara yang
mengusung tema “Unity in Diversity” ini menjadi momen penuh semangat
kebersamaan dan sportivitas lintas komunitas.
Dengan semangat persatuan dalam keberagaman, para peserta dari Lampung Hash
tidak hanya berlari menempuh rute 5 kilometer, tetapi juga turut menyebarkan
semangat inklusivitas, harmoni, dan kebugaran jasmani. Kegiatan ini sekaligus
menjadi ajang silaturahmi antar berbagai kalangan, mempererat persaudaraan
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Partisipasi ini menjadi bentuk nyata komitmen Lampung Hash House Harriers untuk
terus mendukung kegiatan positif, sehat, dan menyatukan berbagai elemen
masyarakat. Unity in Diversity, On On
Hari Minggu ini, saya harus
bangun dan bersiap lebih pagi dibandingkan hari Minggu biasanya. Jika pada hari
Minggu biasa kegiatan run dimulai pukul 07.00 WIB, maka hari Minggu ini run
dimulai pukul 06.00 WIB. Ya, kali ini para hasher dari Lampung Hash
House Harriers turut berpartisipasi dalam Buddhayana Run 5K yang
diselenggarakan oleh Keluarga Buddhayana Indonesia. Biasanya kami menyusuri
medan menurun, menanjak, melewati sungai, jalan basah dan licin, namun kali ini
rutenya sepenuhnya melewati jalan beraspal.
Acara diawali dengan seremoni singkat, sambutan, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan pemanasan bersama sebelum para runner memulai aksinya. Buddhayana Run 5K ini diikuti oleh kurang lebih 1.000 peserta dan dicatatkan dalam rekor MURI sebagai kegiatan lari dengan peserta terbanyak yang dilaksanakan secara serentak di beberapa kota di Indonesia diantaranya di Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung dan Jakarta.
Jersey merah mendominasi
sepanjang jalan yang dilalui para runner. Peserta yang mengikuti
kategori kompetisi segera melesat meninggalkan peserta lain yang sekadar
berpartisipasi demi meramaikan acara ini. Mereka sebagian besar masih muda,
rutin latihan fisik, atau memang seorang atlet lari. Namun bagi kami, komunitas
Lampung Hash House Harriers, ajang ini menjadi bentuk lain dari olahraga luar
ruang yang biasanya kami jalani di medan berbukit, naik-turun gunung, atau
menyusuri sungai. Kali ini, jalanan aspal yang sedikit menanjak dan menurun
menjadi lintasan kami.
Meski demikian, ada juga hasher
kami yang memang seorang runner kompetisi dan sudah beberapa kali
menjuarai berbagai event. Namun kali ini beliau cukup puas finis di urutan ke-5
untuk kategori master (usia 50 tahun ke atas).
Rute yang dilalui:
- Km 1 : Jalan Warsito – Jalan Basuki Rahmat
- Km 2 : Jalan Basuki Rahmat – Jalan Cut Mutia
- Km 3 : Jalan Cut Mutia – Jalan Diponegoro
- Km 4 : Jalan Rasuna Said
- Km 5 : Jalan Wolter Monginsidi hingga finis
di Kantor Gubernur
Lampung.
Sungguh menyenangkan bisa ikut
berpartisipasi bersama ribuan peserta, meski tanpa target khusus selain menjaga
kesehatan dan berinteraksi dengan banyak orang baru. Melihat antusiasme para
peserta, baik yang muda maupun yang sudah berumur, sungguh terasa bahwa
olahraga itu penting untuk menggerakkan seluruh tubuh, baik melalui lari maupun
berjalan kaki. Olahraga adalah salah satu cara paling sederhana dan relevan
untuk menjaga kesehatan, bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, oleh siapa
saja, dengan menyesuaikan kemampuan fisik masing-masing.
Bisa beraktivitas bersama para hasher
di run site yang berbeda tentu menjadi pengalaman tersendiri. Tidak
hanya soal lari dan berjalan, tetapi juga tentang berbagi cerita sepanjang
rute. Bahkan kali ini kami pun berkesempatan berlari bersama Gubernur Lampung
yang turut memeriahkan kegiatan Buddhayana Run 5K ini.
Setelah melewati rute sepanjang 5 kilometer, akhirnya kami tiba di garis finis di depan Kantor Gubernur Lampung, di mana sebagian besar peserta sudah lebih dulu menyelesaikan lomba. Bagi finisher disediakan medali, bingkisan dari sponsor, pisang, minuman berasa, dan air mineral. Bagi yang bersedia antre panjang, tersedia pula sarapan berupa mie rebus dan kopi. Tak ketinggalan, berbagai booth juga tersedia, mulai dari makanan, pemeriksaan kesehatan gratis, hingga photo booth yang bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma.
Peserta Buddhayana Run 5K juga
dimanjakan dengan berbagai doorprize yang diundi sepanjang acara,
diselingi dengan hiburan lagu-lagu yang membangkitkan semangat pagi. Hadiah doorprize
pun cukup menarik, mulai dari kursi, kipas angin, Handphone, mesin cuci, televisi, hingga sepeda listrik.
Gubernur Lampung pun tetap setia menemani hingga acara usai.
Sebagai penutup, penulis ingin
memberikan sedikit catatan dan saran untuk penyelenggara, khususnya jika event
besar seperti ini melibatkan banyak orang: kebersihan harus menjadi
perhatian utama. Hampir di setiap event besar, persoalan sampah baik
organik maupun non-organik sering kali luput dari perhatian. Panitia hendaknya
menyediakan lebih banyak tempat sampah atau kantong sampah (trash bag)
di berbagai sudut area. Akan lebih baik lagi bila ada tim relawan khusus yang
berkeliling aktif memungut sampah yang tercecer di area acara. Pengalaman saya
saat mengikuti kunjungan Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno Jakarta bisa
menjadi contoh baik: ribuan umat yang hadir, tetapi relawan Laudato Si dengan
sigap berkeliling membawa trash bag untuk memunguti sampah. Hasilnya,
area tetap bersih dan nyaman setelah acara berakhir.
Semoga ke depan, semangat menjaga kebersihan ini bisa menjadi bagian penting dari setiap kegiatan besar, karena sehat bukan hanya soal olahraga, tapi juga soal menjaga lingkungan tetap bersih demi kenyamanan bersama.
Kegiatan seperti Buddhayana Run
5K ini bukan hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga momen yang mempererat
tali kebersamaan antar komunitas, baik komunitas olahraga, komunitas keagamaan,
maupun masyarakat umum. Di tengah kesibukan dan rutinitas sehari-hari, momen
seperti ini memberikan ruang untuk kembali mengingat pentingnya menjaga
kesehatan tubuh, memperkuat relasi sosial, dan menyegarkan pikiran lewat
aktivitas fisik yang positif.
Partisipasi Lampung Hash House
Harriers dalam acara ini juga menunjukkan bahwa olahraga bukan semata soal
capaian kecepatan atau prestasi. Lebih dari itu, ini soal menikmati perjalanan,
menghargai setiap langkah, bercengkerama dengan teman sepanjang rute, dan
merayakan kebersamaan dalam suasana yang penuh semangat dan sukacita. Karena sejatinya, olahraga adalah tentang menjaga kesehatan jangka panjang, bukan
sekadar mengejar garis finis tercepat.
Selain itu, keterlibatan langsung
Gubernur Lampung hingga akhir acara memberikan contoh positif bagi masyarakat,
bahwa pemimpin pun harus aktif mempromosikan pola hidup sehat dan dekat dengan
warganya melalui aktivitas-aktivitas semacam ini. Hal kecil seperti ini kadang lebih membekas dibandingkan sekadar pidato atau imbauan tanpa tindakan nyata.
Akhir kata, pengalaman mengikuti
Buddhayana Run 5K ini menyisakan kesan yang menyenangkan sekaligus membangun
kesadaran baru: menjaga kesehatan tubuh adalah investasi berharga, dan menjaga
kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Semoga ke depan semakin
banyak kegiatan serupa yang menginspirasi, bukan hanya soal lari dan olahraga,
tapi juga soal hidup yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih peduli terhadap
sesama serta lingkungan sekitar.
No comments:
Post a Comment