Friday, August 31, 2018

KRAKATAU




Bersama Prof. Tukirin Partomiharjo. King Of Krakatau. Peneliti senior LIPI



Kepulauan Krakatau yang terletak diselat Sunda merupakan gugusan pulau gunung api dengan kepundan aktif Anak Krakatau. Letusan dahyat tahun 1883 telah menggangkat nama Krakatau terkenal di penjuru dunia.  Para ilmuwan terutama bidang biogeografi sangat tertarik dengan kawasan Krakatau. Dan bisa dikatakan kawasan Krakatau merupakan laboratorium alam yang tiada bandingnya untuk mempelajari suksesi primer hutan tropik.
Sebagai laboratorium alam, tidak mengherankan bila karakatau menjadi tujuan penelitian baik nasional maupun internasional. Oleh karena itu keutuhan dan keindahan alama kawasan ini perlu dijaga mengingat setiap gelintir kehidupan yang ada merupakan obyek penelitian.
Kepulauan Krakatau terdiri dari beberapa pulau yaitu Rakata, Sertung, Panjang. Sebagai pulau termuda anak Krakatau dan memiliki kepundan aktif, sebagian besar permukaan Anak Krakatau masih berupa daerah terbuka dari timbunan pasir dan abu gunung api.
Kehadiran manusia di Krakatau sangat berpengaruh besar dan dikategorikan sebagai gangguan secara umum, berupa perubahan habitat. Aktivitas manusia dapat mempengaruhi beberapa hal, misalnya perubahan habitat pada tahap pembentukan koloni hunian di kepulauan Krakatau. Kemudian manusia juga menjadi agen pemencar, membawa binatang (tikus rumah, kadal, tokek, cicak rumah) atau tumbuhan  (pisang, singkong, pepaya, jambu, asam jawa, dll).
Untuk itu menjaga keanekaragaman hayati bumi adalah hal yang penting, mengingat kelangsungan hidup manusia tidak pernah lepas dari layanan keragaman hayati. Bahwa permasalahan ilmiah untuk melestarikan dan melindungi Krakatau bukan tergantung pada kebutuhan melestarikan atau menyelamatkan spesies langka atau terancam punah, melainkan lebih pada kebutuhan untuk belajar pada percobaan alam yang berlangsung lama.
Frekuensi kunjungan ke Krakatau akan sangat mempengaruhi ekologi yang ada. Promosi keindahan dan keunikan alam Krakatau lewat media elektronik juga berdampak pada kunjungan wisata yang terus menerus meningkat dari waktu kewaktu. Untuk itu perlu pengelolaan kawasan yang tepat sehingga dapat mewadahi semua aspek kepentingan.

No comments: