Monday, February 01, 2021

HARI 2, PERJALANAN KE SUOH

Hari ke2 kami dimulai pagi hari menuju desa Suoh. Selama ini kami mendengar cerita kalau tempat ini sangat indah, tetapi aksesnya sulit. Ada juga teman yang menjadi guru di Suoh tetapi belum sempat kami khabari. 

Perjalanan dimulai menyusuri kebun kopi dan kampung dengan rumah2 panggung adat Lampung. Jalan tidak terlalu lebar tapi sudah beraspal bagus walau dibeberapa tempat sudah rusak. 

Untuk akses ke Suoh ada 3 jalur yaitu dari Liwa, Sekincau dan Tanggamus, tetapi dari Liwa merupakan jalur yang paling bagus. Memang dari Liwa jalan cukup bagus tetapi ada beberapa tempat sudah rusak dan bahkan ada beberapa tempat jalannya masih batu makadam (belum beraspal) tetapi secara keseluruhan jalan melalui Liwa yang paling direkomendasikan.

Dari Liwa menuju Suoh ditempuh sekitar 2 jam. Melalui kebun kopi, kakao, hutan lindung dan perkampungan. Dikala hujan mesti berhati2 karena jalan licin dan kadang berlumpur.

Sampai di Suoh kami langsung menuju pos tiket di danau asam. Tiket per orang rp 40.000 untuk pelayanan tiket masuk, perahu, guide. 

Perjalanan wajib didampingi guide karena memang lokasinya termasuk wilayah Taman Nasional dan berbahaya. Lokasi merupakan aktifitas aktif vulkanik, air panas, lumpur panas. Jadi untuk itu perlu didampingi guide demi keamanan.

Pertama tama ke Danau Asam, karena memang airnya asam, mengandung belerang, kami menyeberang menggunakan perahu dengan mesin tempel. Pemandangan sungguh2 indah, air danau bening, dikelilingi pohon2 hijau dan langit biru.

Sampai diseberang, perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan setapak disabana ilalang. Dan tidak jauh kami melintas di kawah putih, sebuah kawah dengan luas sekitar 250 m2. Kawah kecil berwarna putih yang kelihatan mendidih dibeberapa titik. 

Tidak jauh dari kawah putih kami sampai di keramikan. Sebuah lokasi sumber air panas dan menyembur dan akhirnya mengalir melebar merata sehingga lama lama menjadi seperti lembaran lebar dan seperti pasangan keramik. Ini yang akhirnya disebut keramikan. Di lokasi yang sama juga ada lumpur panas yang menyembur dan kebetulan beberapa hari ini aktif dan menyembur sampai beberapa meter.

Spot selanjutnya adalah kawah hitam, kawah kecil berwarna hitam pekat. Dibeberapa titik terlihat seperti lumpur menyembur.


Kawah kopi susu juga tidak kalah indahnya, disini juga semburan2 vulkanik  terlihat lebih sering. Warna yang seperti kopi susu sehingga dinamakan kawah kopi susu.

Selanjutnya adalah tempat istirahat bagi pengunjung dan petugas. Warung, toilet dan merupakan tempat transit bila akan melanjutkan perjalanan ke danau lebar dengan menggunakan jasa ojek. Kami memilih kembali ke pos tiket melalui jalan yang sama ketika kami berangkat.

Setelah menikmati es cincau dan makan siang kami lanjutkan perjalanan ke Nirwana. Sebuah tempat sumber air panas yang cukup luas. Air menyembur tinggi dan mengalir

melebar sehingga membentuk lembaran2 dataran yang berteras siring tipis. Air menyembur, berasap, langit biru, dikelilingi puncak bukit hijau, sebuah spot yang sempurna. Kami cukip lama berada disini, entah betapa jepretan kamera hp kami untuk mengabadikan spot indah menakjubkan.

Dilokasi ini juga ada kolam air hangat, kalau tidak dikatakan agak panas untuk berendam. Bisa menjasi sarana pengobatan penyakit kulit disamping menjadi pemijat alami.

Puas? Pasti belum. Perjalanan kembali ke danau asam untuk selajutnya menuju spot yang tidak kalah indah, Danau Lebar. Sebuah danau dengan air bening dan dari atas bukit begitu sempurna indahnya. Air bening memantulkan birunya langit, hijau pepohonan dan puncak bukit yang mengelilinginya menjadi penyempurna keindahan alami.

Sekali lagi, puas? Belum. Tetapi kami harus beranjak pulang. Lain kali, pada kesempatan lain tempat ini masih jadi daftar destinasi yang perlu dicatat.

1 comment:

Unknown said...

very good