Thursday, December 30, 2021

LHHH HARE, VILLA OCTAVIANUS, 25 DESEMBER 2021

 Lampung Hash House Harrier (LHHH) adalah kegiatan luar ruang yang diikuti oleh member atau partisipan baik perempuan maupun laki-laki, tua maupun muda, dari kalangan apapun (pengusaha, karyawan, pedagang, polisi, Tentara, dokter, pengacara, pensiunan dll) serta dari suku apapun. Dan semua terbentuk karena kesamaan hobby, kesamaan minat yang tergabung dalam sebuah komunitas. Kegiatan luar ruang ini memiliki banyak tantangan dan resiko ringan maupun berat. Terpeleset, terjatuh, kram, pingsan, hanyut, dehidrasi maupun resiko tersesat. Oleh karena itu perlu adanya team hare yang bertugas untuk men survey rute.

Team ini biasanya melakukan hare pada hari Jum’at setiap minggunya, untuk memastikan rute yang dilalui aman dan tidak menyesatkan. Hal ini dilakukan dengan melakukan perjalanan (survey) rute yang akan dilalui dengan memberikan tanda-tanda. Tanda-tanda yang umum dipakai adalah taburan kertas, titik 3 merah di pohon, batu dll, serta tanda panah. Taburan kertas akan diletakan sebelah kiri rute untuk memastikan perjalanan telah benar bukan arah sebaliknya.

Berkumpul jam 07.00 wib, hare dimulai dengan menelusuri jalan dikebun durian ko Octa yang banyak berjatuhan ditanah, namun buah musim kali ini kurang bagus, tetapi masih ada juga yang bisa dimakan. Selanjutnya kebun rambutan kami lewati, disini bisa ambil buah rambutan sepuasnya apalagi buah sudah matang dan bisa dijangkau tanpa harus memanjat.

Rute menuruni bukit yang licin dan basah kami bertemu seorang  yang sedang memikul buah durian. Pak Hadi langsung nawar Rp 200.000 kalau bagus makan ditempat dibayar. Harga yang cukup murah mendapat  11 buah. Durian langsung  dibuka dan kamipun berebut untuk memakannya, dan ternyata rasanya sungguh enak, ada pahit-pahitnya dan bijinya kecil dengan daging durian tebal. Benar-benar pesta durian. Yang sebelumnya kami berebut, lambat laun mulai melambat karena perut sudah terasa agak berat namun akhirnya 11 durian bisa kami habiskan dengan sukses.

Meski kepala agak terasa pusing, perjalanan team hare dilanjutkan, untung jalan yang kami lalui menurun. Menapaki jalan menurun, basah dan licin menyeberangi sungai kecil memberikan tanda taburan kertas serta titik tiga cat untuk memastikan rute yang akan dilalui hasher aman. Setelah dihibur dengan jalan turun, kami kembali menemukan jalan menanjak, dan ternyata tanjakannya cukup tinggi dan jauh. Ya, licin, basah serta tanah yang lengket menjadi bagian rute ini, namaun demikian pepohonan dan kebun disepanjang perjalanan sungguh menyenangkan melalui rute ini.

Vegetasi yang kami lalui cukup beragam, pohon durian, pohon duku, pohon kemiri, pohon melinjo, pohon pisang, pohon kakao, dan lain sebagainya yang menjadi tanaman andalan pekebun. Dan dibeberapa tempat kami juga temui tumpukan durian yang dikumpulkan oelh pekebun. Namun kami tak sanggup lagi untuk makannya sehingga kamipun tak menawarnya, dan biasanya ditempat ini durian lebih murah.

Ternyata makan durian sebelumnya berefek pada salah salah satu teman hare, kepalanya pusing dan harus menunggu lama untuk berjalan kembali dan akhirnya harus kembali ke meet point di villa ko Octa. Perjalanan dilanjutkan masuk ke perkampungan dan kembali melewati jalan menurun yang sebenarnya sudah dipasang paving blok, namun karena musim hujan jadi berlumut dan ini justru lebih licin daripada jalan setapak, tanah. Pohon pinang yang ditanam oleh pekebun yang kami lewati juga menjadi spot menarik untuk foto. Dan kembali kami menemui pekebun yang menawarkan durian, namun kami tidak bisa membawanya atau memakannya lagi. Sempat juga mampir dipondok pekebun durian yang sedang menunggu durian jatuh, terlihat tumpukan durian yang berhasil dikumpulkan.

Jalan kembali menanjak melewati kebun duku dan kakao, kemudian jalan menurun yang sudah diperbaiki oleh pemiliknya, sepertinya mau dijadikan lokasi wisata alam. Menurun, basah, licin dan lengket harus berhati-hati kami melewatinya. Dilokasi ini benar benar harus berhati-hati, jurang disebelah kanan meski berpegangan pada ranti, pohon, akar serta saling membantu.

Sampai dilembah kami harus melintas, menyeberangi sungai kembali, ini sepertinya masuk wilayah hutan Wan Abdul Rahman, pohon besar mendominasi rute ini. Disini kami harus berbasah-basah, disamping  tanaman yang basah karena hujan juga kami harus menyeberangi sungai yang sama beberapa kali. Dan yang jelas kami juga melewati air terjun Kehati yang menjadi tujuan wisata alternative selain pantai yang memang andalan Lampung. Tidak terlalu jauh dari kota Bandar Lampung hanya sekitar 10 km menuju arah wisata Wira Garden.

Namun demikian dari air terjun ini kami harus kembali naik tangga yang cukup panjang, apalagi anak tangga yang tinggi benar-benar menguras keringat. Seperti tidak terawat karena pandemic, saat ini sudah mulai dilakukan pembenahan untuk mempersiapkan kedatangan wisatawan. Tempat yang asri dan nyaman untuk bersantai, wisata Kehati bisa menjadi pilihan bagi teman-teman untuk menikmati air terjun dan suasana adem.

Dari Taman Kehati kami kembali menelusuri jalan menurun dan menanjak sebelum akhirnya sampai di meet point villa Ko Octa. Disini juga kami lewati kebun durian, namun sepertinya masih belum waktunya panen.

Sampai di meet point sungguh melegakan, rute yang cukup menantang, rintangan hampir semuanya ada, turunan, tanjakan, basah, licin, lengket, sungai, batu. Langit tertutup awan tipis dengan warna biru dibeberapa bagian membantu menutup sinar matahari sehingga udara tidak terlalu pans. Namun demikian kami team hare tetap memastikan rute ini menjadi rute hash yang aman dan rekomendasi untuk kegiatan Minggu ini.






 

No comments: