Saturday, October 27, 2012

Pohon Tumbuh di Rumahku (part 1)


Lengkeng
Pohon Lengkeng dan Buah
Long yen (baca lung yen yang artinya mata naga) dikenal sebagai buah meja yang memiliki cita rasa yang khas, manis berair serta aroma harum. Buah yang memiliki kandungan gizi baik ini sangat bermanfaat dan dipercaya memiliki khasiat obat, misalnya untuk penyakit salesma, radang tenggorokan, luka bakar, memar, insomania dan untuk memulihkan stamina wanita habis melahirkan.
Faktor yang berpengaruh terhadap tanaman lengkeng adalah ketinggian tempat tumbuh dari permukaan laut. Selama ini diketahui lengkeng hanya dapat berbuah di daerah dataran tinggi. Hal ini berkaitan dengan kondisi suhu ideal bagi pertumbuhannya, yaitu 20-33 derajat celsius pada siang hari dan 15 - 22 derajat celsius pada malam hari
Kelembaban udara ideal bagi pertumbuahan lengkeng adalah 65-90% dan curah hujan 2500-4000 mm/tahun. Tanaman lengkeng dapat hidup dihampir berbagai jenis tanah, namun yang terbaik adalah lempung berpasir dan mengandung kapur, atau pada jenis tanah andosol. Pada dasarnya lengkeng membutuhkan tanah yang subur dan banyak mengandung zat organik, bersifat porous, keasaman 5,5 - 6,5 serta memiliki aerasi dan drainase yang baik.  
Buah Lengkeng
Di halaman rumah kami ada 1 batang yang berumur sekitar 3 tahun, dan tidak juga berbuah.  Ada yang mengatakan (mitos) kalau 1 batang tak akan berbuah, waduh ... lha sudah 3 tahun nunggu, pikirku. Tapi ada yang lebih logis menurutku, bahwa tumbuhan lengkeng di rumahku terlalu subur maka batangnya harus di sayat-sayat, untuk menekan kesuburan daunnya. Dan ide ini yang aku lakukan, aku sayat kulit batangnya sekitar 20 cm melingkar batang di salah satu batangnya. Setelah 3 bulan ternyata pertumbuhan batang menjadi terhambat dan benar, muncul bunga-bunga yang memang aku tunggu. Akhirnya seluruh batang aku sayat sampai kambiumnya habis. Ternyata kenyataan diseluruh ujung batang (pucuk) muncul bunga-bunga, hanya saja ada 2 batang yang bunganya tidak jadi buah karena kambiumnya benar-benar kering sehingga batang dan daun tidak mendapat asupan makanan, tidak mati tetapi bunga rontok dan buah kecil. Untuk itu perlu diperhatikan ketika menyarat batang, kambium jangan sampai benar-benar bersih (kering) sehingga masih bisa mengirim makanan ke daun dan bunga serta buah. Panen perdana menjadi kebanggaan tersendiri dan teman-teman yang datang ketika doa bersama di rumahpun ikut menikmatinya.

Pohon Mangga
Mangga
Mangga atau mempelam (pelem atau poh, Jawa) termasuk dalam marga magifera yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera Indica.
Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya (hbitus) termasuk arboreus, yaitu tumbuhan berkasu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 meter (hingga 10 -40 meter)
Buah mangga termasuk kelompok buah batu (drupa) yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya bulat (mangga gedong), bulat telur (gadung, indramayu, arumanis), lonjong (golek)
Daun mangga mengandung senyawa organik tarakserol 3 beta dan ekstrak etil asetat.
Sebenarnya saya tidak tahu mangga apa yang ada di rumahku, tetapi melihat ukurannya yang cukup besar menjadi perhatian orang-orang yang lewat. Kelemahan mangga ini adalah kalau tidak dibungkus  akan disuntik oleh lalat buah dan busuk, ukurannya yang besar kalau tidak diikat, maka jangan harap akan menikmati buah matangnya, karena pasti sudah patah batang. Rasanya cukup manis kalau benar-benar masak, kalau masih mentah atau mengkel rasa asam mendominasi. Jangan kuatir, kalau sudah masak tetangga pasti kebagian, teman-teman yang datang kerumah juga akan kebagian, kalau pas ada yang matang, he he he he.

Salam (Tumbuhan)
Pohon Salam
Adalah pohon penghasil daun rempah yang banyak digunakan masakan nusantara. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-laf atau Indonesia laurel, sedang nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum. Pohon berukuran sedang mencapai tinggi 30 meter, kulit batang berwarna abu-abu memecah atau bersisik. Salam memiliki banyak nama, ubar serai Melayu), salam (Sunda, Madura, Jawa),
Salam digunakan sebagai rempah pengharum masakan disejumlah negeri di Asia Tenggara, baik masakan daging, ikan, sayur, maupun nasi. Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering ataupun segar. Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak keras.
Kulit batang salam mengandung tanim kerap dimanfaatkan sebagai pewarna dan pengawet. Kulit batang dan daun salam biasa digunakan sebagai bahan ramuan tradisional untuk menyembahkan sakit perut. Buah slam juga bisa dimakan. Pohon salam dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare, gatal-gatal, kencing manis.
Sepertinya ini menjadi tanaman wajib bagi kami (istriku tercinta) karena banyak menu masakan yang mengharuskan daun ini menjadi salah satu bumbunya. Tetangga sudah pasti tahu keberadaan tanaman ini di rumah kami, sehingga menjadi tujuan bila memerlukan daun ini. Ini juga yang menjadi pikiranku, kenapa harus repot kerumahku kalau di halaman sendiri ada. Maka aku cangkokan dan aku tanam dalam polybag, jadi setiap kali ada yang kerumah minta daun salam, sekalian aku tawari pohonnya, membantu menghijaukan lingkungan sekaligus menebarkan virus "tanam sendiri di rumah, pakai pot juga bisa", dimasing-masing tetangga.

Pohon Jeruk Purut
Jeruk Purut
Jeruk (limau/limo) purut (citrusx hystrix DC) merupakan perdu yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan. Tumbuh berbentuk pohon kecil (perdu). rantingnya berduri. Daun berbentuk khas, seperti dua helai yang tersusun vertikal. Daun muda dapat berwana ungu yang kuat. Buahnya kecil biasanya berdiameter tidak lebih daripada 2 cm, membulat dengan tonjolan permukaan kulit kasar dan tebal. Perbanyakan dilakukan dengan biji atau pencangkokan. 
Sebagai orang Jawa Timur, yang sudah terbiasa dengan makanan pecel, gado-gado, soto ayam, rempeyek, apalagi my favorit menu "Rawon",  super wajib untuk memiliki tanaman ini. Untuk lahan yang luas bisa ditanam di halaman depan atau belakang, tetapi untuk yang mempunyai halaman sempit bisa juga ditanam dalam pot (dari bekas tempat cat 25 kg, atau drum oli). Sudah biasa terdengar "om  (tante, Albert, Bernard), minta daun jeruknya ya?", teriak tetangga yang minta daun jeruk purut ini. Untuk daun jeruk purut ini rumah kami menjadi rujukan (google nya perumahan, he he he he) bila masak masakan yang memerlukan daun ini sebagai salah satu komponennya, karena mungkin hanya kami yang memiliki pohon jeruk purut.

Pohon dan Buah Jambu Biji Merah
Jambu Biji Merah
Nama latinnya psidium Guajava banyak bermanfaat untuk kesehatan. Berbagai jenis penyakit dapat dicegah dengan mengkonsumsi buah ini secara rutin. Buah ini banyak mengandung vitamin C yang tinggi. Buah jambu biji ini kaya akan sumber serat larut. Fungsi dari kandungan serat adalah untuk melindungi usus besar. 
Daun jambu biji sering digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati diare dan juga batuk. Khasiat yang lain dari buah ini, yakni dapat membantu untuk menyembuhan DBD.
Kami tidak pernah menanam secara langsung, tetapi banyak bibit tubuh di sekitar halaman rumah kami, hanya yang tumbuh di tempat pas yang kami biarkan tumbuh besar dan menghasilkan buah (keterbatasan lahan). Dan menjadi sasaran favorit teman-teman Albert dan Bernard ketika buah sudah matang, apalagi sama mbah kungnya membuatkan galah khusus untuk mengambil buahnya.



Pohon dan buah Kakao
Kakao 
Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai coklat. Biji kakao adalah bahan utama pembuatan bubuk kakao (coklat), bubuk kakao adalah bahan dalam pembuatan kue, es krim, makan ringan, susu, dan lain-lain.
Indonesia merupakan penghasil kakao 13% (data th 2005) didunia, setelah Pantai Gading (38%), Ghana (19%).
Entah mengapa aku menanam tanaman ini. mungkin awalnya karena aku pengin punya 2 tanaman yang agak besar, yang akan aku gunakan untuk mengikat hammock (tempat tidur yang digantung). Ternyata buahnya cukup lebat, dan oleh Albert buahnya di panen dan dijual pada Opung , tetapi karena harganya yang dirasa terlalu murah, "Tujuh buah dihargai Rp 1000, ndag mau aku jual lagi lah, murah banget", demikian kata Albert anakku yang iseng-iseng menjualnya. Akhirnya dipanen dan dijemur sendiri, walau kadang-kadang juga habis karena kena hujan. Di emut-emut buahnya cukup asik juga karena  bisa nambah vitamin C.


No comments: