Penglihatan yang mulai berbayang, membaca tidak terlalu jelas, terutama mata kanan, membuatku "terpaksa" untuk memeriksakan mata di optik karena kebetulan lewat. Dan ternyata petugas optik menyarankan untuk memeriksakan ke dokter mata sebelum order kaca mata, karena mata kanan ada sedikit lapisan tipis.
Berurusan dengan dokter, bagiku memberikan kesan yang menyeramkan, terutama dengan jarum suntik. Pengalaman kecil, semua serba suntik, demam disuntik. Ini membekas sampai saat ini, teringat ketika suatu waktu, aku sakit demam selama 2 hari tidak turun turun panasnya. Sama orang tua dipanggilkan dokter puskesmas yang tidak terlalu jauh dari rumah. Kedatangan dokter ini membuatku tambah stress (hahaha....). Benar juga.... aku lebih baik melarikan diri dari seramnya jarum suntik, kabur melalui jendela kamar, padahal sudah dipegangi Ibu dan Bapak, dan tragisnya...dokternya sempat kena jaruk suntik. Aksi kabur ini menjadi aneh, demam, badan panas tapi justru lebih baik kabur dari pada disuntik.
Tapi kali ini mau tidak mau, suka tidak suka harus periksa ke dokter mata, (kalau baca di internet, mesti operasi kecil, hhiiii...). Dan ternyata dokter tidak merekomendasikan operasi, cukup di obati saja dan pakai kaca mata sesuai ukuran yang sudah diresepkan. Puji Tuhan.
Setelah beberapa hari order di optik, akhirnya kacamata jadi. Aku memutuskan untuk membeli 2 kacamata (kacamata baca dan kacamata jarak jauh). Karena selain pertimbangan harga juga pertimbangan pemakaian mana yang paling sering digunakan.
Penyesuaian penampilan dan pemakaian, sehari ini, harus pasang dan lepas lagi untuk membedakan lebih enak pakai kacamata atau tidak. Untuk kacamata baca, lumayan membantu, tulisan lebih jelas, lebih terang, untuk tulisan menjadi lebih gelap. Hanya untuk baca dengan jarak sampai 40 cm, diatas itu kabur. Mesti ganti kaca mata yang jarak jauh. Ya...agak repot, tapi harus pakai, karena kata dokter, mata harus dikurangi kena paparan matahari langsung, debu atau asap.
No comments:
Post a Comment