 |
Gladak Perak (Jembatan Perak) |
Setelah beberapa hari di Senduro, kami harus kembali ke
Kediri. Kali ini kami melewati jalur selatan, yang jalannya berkelok kelok dan
pemandangannya yang bagus. Karena rencana untuk mampir/berhenti dibeberapa
tempat wisata ijalur yang kami lalui, maka kami berangkat pagi pagi. Perjalananan dimuali jam 07.00 wib melalui
jalur Senduro – Jambe arum – Candipuro, dari jalur ini sebenarnya bisa melewati
beberapa obyek wisata Loji Besuk sat (tempat pengamatan Gn. Semeru), Loji Tawon
songo, Hutan bambu. Kami hanya mampir di Gladak Perak (Jembatan perak),
jembatan yang dibangun pada jaman Belanda yang menghubungkan kab. Lumajang dan
kab. Malang. Dan sekarang sudah dibangun jembatan baru sebagai ganti, karena
jembatan lama sudah tidak bisa menahan beban berat kendaraan.
Ditempat ini kita bisa melihat sungai Besuk sat yang
merupakan sungai aliran lahar gunung Semeru, jadi sewaktu waktu bila terjadi
hujan di gunung Semeru sungai ini debitnya akan naik. Mengingat sekitar tahun
1984, tempat ini juga menjadi salah satu pembuangan korban penembakan
misterius. Aku sendiri mengalami melihat sendiri mayat yang dibuang ke dasar sungai.
Tapi saat ini sudah ramai dengan pelintas jalan yang mampir untuk sekedar
selfie, foto atau sekedar nongkrong di warung warung yang banyak di sekitaran.
Kalau beruntung, juga bisa menjumpai monyet monyet yang
banyak berkeliaran disekitar tempat ini. Dari arah Lumajang disebelah kiri bisa
melihat pemandangan laut selatan, disebelah kanan bisa melihat hutan lindung
dan puncak Gn. Semeru. Harap hati-hati melintas maupun bermain ditempat ini,
karena curamnya sungai, apalagi kalau dengan anak-anak.
Perjalanan dilanjutkan menuju Coban Sewu, ada yang menyebut
juga Tumpak Sewu, sebuah air terjun yang berada di perbatasan Lumajang dan
Malang. Sebelumnya mampir sebentar di
rumah saudara di Pronojiwo, dan salak yang menjadi andalan petani di sini
menjadi oleh oleh bagi kami. Sebenarnya ada beberapa coban (air terjun) di
sekitaran Pronojiwo salah satunya Gua Tetes, tapi karena tujuan awal kami ke
coban Sewu, maka perjalanan dilanjutkan. Gua Tetes dan Coban Sewu sebenarnya
terletak pada jalur yang sama dan tidak terlalu jauh, hanya aksesnya saja yang
berbeda.
 |
Coban Sewu |
 |
Coban Sewu |
Petunjuk ke Gua Tetes maupun Coban Sewu sangat jelas
terlihat. Tiket masuk Rp 5.000 / orang. Karena letaknya di jurang, maka perlu
ekstra hati hati bila ke lokasi ini. Jalan yang menuruni tangga, dan
berpegangan pada batu, pagar yang sudah dipasang sebagai pengaman. Melewati
kebun salak, kebon kopi, menuruni tangga yang cukup curam akhinya sampai di
lokasi pandang coban Sewu. Dan pertama yang terucap adalah “Menakjubkan”.
Karunia Tuhan yang sungguh indah, memanjakan mata siapa saja yang melihatnya.
Air terjun yang begitu besar dan tinggi dari aliran sungai Gn. Semeru yang agak
keruh berpasir, tetapi disisi kanan dan kiri justru air terjun sangat bening
bersih, karena bersumber dari celah bebatuan.
Bila dilihat dari atas dan matahari bersinar tepat dari
atas, akan kelihatan pelangi yang begitu indah. Pelangi ini tercipta dari uap
air terjun yang terpapar sinar matahari. Sungguh menakjubkan. Tidak akan bosan
menikmati semua ini.
Setelah sedikit puas (perjalanan masih jauh, hehehe…), kami
lanjutkan perjalanan ke arah Malang dan akhirnya sampai di Karangkater, tetapi
karena waktu sudah jam 16.00, sudah tidak bisa masuk ke area waduk, akhirnya
masuk ke waduk Lahor tidak jauh adri waduk Karangkates.
Menikmati Bakso Malang, sambil memandang luasnya waduk Lahor
dan guyuran gerimis menjadi pengalaman sendiri bagi kami. Melewati waduk Lahor
juga merupakan alternatif jalan menuju Blitar. Hujan agak deras, sehingga kami
memutuskan melanjutkan perjalanan ke Blitar.
 |
Makam Bung Karno |
Di Blitar kami mampir ke makam Bung Karno sang Proklamator.
Tidak terlalu sulit mencapai tempat ini, karena petunjuk jalan sudah sangat
jelas. Walau hari sudah agak malam, tetapi masih banyak wisatawan yang
mengunjungi tempat ini, terutama wisatawan dari luar kota. Ada yang hanya
sekedar berwiasata tetapi banyak juga dengan tujuan ziarah, baik perorangan
maupun berombongan.
Tidak lama kami berada ditempat ini, akhirnya perjalanan dilanjutkan
untuk pulang ke rumah orang tua di Kediri.
No comments:
Post a Comment