Friday, February 02, 2018

PERJALANAN 6 (LUMAJANG – MALANG – BLITAR - KEDIRI)


Gladak Perak (Jembatan Perak) 
Setelah beberapa hari di Senduro, kami harus kembali ke Kediri. Kali ini kami melewati jalur selatan, yang jalannya berkelok kelok dan pemandangannya yang bagus. Karena rencana untuk mampir/berhenti dibeberapa tempat wisata ijalur yang kami lalui, maka kami berangkat pagi pagi.  Perjalananan dimuali jam 07.00 wib melalui jalur Senduro – Jambe arum – Candipuro, dari jalur ini sebenarnya bisa melewati beberapa obyek wisata Loji Besuk sat (tempat pengamatan Gn. Semeru), Loji Tawon songo, Hutan bambu. Kami hanya mampir di Gladak Perak (Jembatan perak), jembatan yang dibangun pada jaman Belanda yang menghubungkan kab. Lumajang dan kab. Malang. Dan sekarang sudah dibangun jembatan baru sebagai ganti, karena jembatan lama sudah tidak bisa menahan beban berat kendaraan.

Ditempat ini kita bisa melihat sungai Besuk sat yang merupakan sungai aliran lahar gunung Semeru, jadi sewaktu waktu bila terjadi hujan di gunung Semeru sungai ini debitnya akan naik. Mengingat sekitar tahun 1984, tempat ini juga menjadi salah satu pembuangan korban penembakan misterius. Aku sendiri mengalami melihat sendiri mayat yang dibuang ke dasar sungai. Tapi saat ini sudah ramai dengan pelintas jalan yang mampir untuk sekedar selfie, foto atau sekedar nongkrong di warung warung yang banyak di sekitaran.
Kalau beruntung, juga bisa menjumpai monyet monyet yang banyak berkeliaran disekitar tempat ini. Dari arah Lumajang disebelah kiri bisa melihat pemandangan laut selatan, disebelah kanan bisa melihat hutan lindung dan puncak Gn. Semeru. Harap hati-hati melintas maupun bermain ditempat ini, karena curamnya sungai, apalagi kalau dengan anak-anak.
Perjalanan dilanjutkan menuju Coban Sewu, ada yang menyebut juga Tumpak Sewu, sebuah air terjun yang berada di perbatasan Lumajang dan Malang.  Sebelumnya mampir sebentar di rumah saudara di Pronojiwo, dan salak yang menjadi andalan petani di sini menjadi oleh oleh bagi kami. Sebenarnya ada beberapa coban (air terjun) di sekitaran Pronojiwo salah satunya Gua Tetes, tapi karena tujuan awal kami ke coban Sewu, maka perjalanan dilanjutkan. Gua Tetes dan Coban Sewu sebenarnya terletak pada jalur yang sama dan tidak terlalu jauh, hanya aksesnya saja yang berbeda.

Coban Sewu
Coban Sewu
Petunjuk ke Gua Tetes maupun Coban Sewu sangat jelas terlihat. Tiket masuk Rp 5.000 / orang. Karena letaknya di jurang, maka perlu ekstra hati hati bila ke lokasi ini. Jalan yang menuruni tangga, dan berpegangan pada batu, pagar yang sudah dipasang sebagai pengaman. Melewati kebun salak, kebon kopi, menuruni tangga yang cukup curam akhinya sampai di lokasi pandang coban Sewu. Dan pertama yang terucap adalah “Menakjubkan”. Karunia Tuhan yang sungguh indah, memanjakan mata siapa saja yang melihatnya. Air terjun yang begitu besar dan tinggi dari aliran sungai Gn. Semeru yang agak keruh berpasir, tetapi disisi kanan dan kiri justru air terjun sangat bening bersih, karena bersumber dari celah bebatuan.
Bila dilihat dari atas dan matahari bersinar tepat dari atas, akan kelihatan pelangi yang begitu indah. Pelangi ini tercipta dari uap air terjun yang terpapar sinar matahari. Sungguh menakjubkan. Tidak akan bosan menikmati semua ini.
Setelah sedikit puas (perjalanan masih jauh, hehehe…), kami lanjutkan perjalanan ke arah Malang dan akhirnya sampai di Karangkater, tetapi karena waktu sudah jam 16.00, sudah tidak bisa masuk ke area waduk, akhirnya masuk ke waduk Lahor tidak jauh adri waduk Karangkates.
Menikmati Bakso Malang, sambil memandang luasnya waduk Lahor dan guyuran gerimis menjadi pengalaman sendiri bagi kami. Melewati waduk Lahor juga merupakan alternatif jalan menuju Blitar. Hujan agak deras, sehingga kami memutuskan melanjutkan perjalanan ke Blitar.
Makam Bung Karno
Di Blitar kami mampir ke makam Bung Karno sang Proklamator. Tidak terlalu sulit mencapai tempat ini, karena petunjuk jalan sudah sangat jelas. Walau hari sudah agak malam, tetapi masih banyak wisatawan yang mengunjungi tempat ini, terutama wisatawan dari luar kota. Ada yang hanya sekedar berwiasata tetapi banyak juga dengan tujuan ziarah, baik perorangan maupun berombongan.

Tidak lama kami berada ditempat ini, akhirnya perjalanan dilanjutkan untuk pulang ke rumah orang tua di Kediri. 

No comments: