Monday, June 23, 2025

DARI PINTU SUCI KE HATI KUDUS: LANGKAH IMAN LINGKUNGAN SANTO PAULUS

 25 Mei 2025 Lingkungan St Paulus, Paroki Yohanes Rasul Kedaton, Menapaki Jejak Rahmat di Porta Sancta

Porta Sancta: Pintu Suci dalam Tradisi Katolik

Porta Sancta, atau Pintu Suci, adalah pintu khusus yang terdapat di empat basilika utama di Roma yaitu Basilika Santo Petrus, Santo Yohanes Lateran, Santa Maria Mayor, dan Santo Paulus di Luar Tembok. Pintu ini hanya dibuka pada Tahun Suci atau Jubileum, dan menjadi simbol Kristus sebagai pintu keselamatan, sebagaimana sabda-Nya dalam Yohanes 10:9: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat.”

Melintasi Porta Sancta dalam semangat tobat, iman, dan pengakuan dosa dipercaya memberi kesempatan bagi umat Katolik untuk memperoleh indulgensi penuh—penghapusan hukuman temporal atas dosa yang telah diampuni. Tahun Suci biasanya dirayakan setiap 25 tahun, meskipun Paus dapat menetapkan secara luar biasa, seperti Tahun Suci Kerahiman Ilahi 2016 oleh Paus Fransiskus. Pada kesempatan itu, pintu suci juga dibuka di banyak keuskupan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Upacara pembukaan Porta Sancta dipimpin oleh Paus, yang secara simbolis mengetuk pintu tiga kali dengan palu, lalu membukanya sebagai lambang terbukanya rahmat dan keselamatan ilahi. Setelah Tahun Suci berakhir, pintu tersebut kembali ditutup dan disegel hingga Tahun Suci berikutnya.

Tahun Suci berikutnya akan berlangsung pada 2025, mengusung tema “Peziarah Harapan” (Pilgrims of Hope). Umat Katolik dari seluruh dunia akan berziarah melintasi Porta Sancta, menandai perjalanan iman, pertobatan, dan harapan dalam terang Kristus.

Porta Sancta di Keuskupan Tanjungkarang

Menjelang Tahun Suci 2025, Keuskupan Tanjungkarang menetapkan beberapa gereja dan Gua Maria sebagai Porta Sancta lokal, antara lain:

Gereja:

  • Katedral Kristus Raja – Tanjungkarang (Bandar Lampung)
  • Gereja Hati Kudus Yesus – Metro
  • Gereja Santo Yusup – Pringsewu
  • Gereja Santo Yusuf Pekerja – Tulang Bawang
  • Gereja Keluarga Kudus – Sidomulyo

Gua Maria:

  • Ngison Nando – Kalianda
  • Padang Bulan – Pringsewu
  • Pajar Mataram – Lampung Tengah
  • Sekincau – Lampung Barat
  • Jojog – Metro
  • Rumah Kita – Kotabumi
  • Bandarjaya – Lampung Tengah
  • Kalirejo – Lampung Tengah
  • Tulang Bawang – Tulang Bawang
  • Candi Maria Way Kandis – Bandar Lampung

Ziarah Lingkungan Santo Paulus, Kedaton – 25 Mei 2025

Bertepatan dengan Bulan Maria, Lingkungan Santo Paulus dari Paroki Santo Yohanes Rasul Kedaton melaksanakan ziarah rohani pada Minggu, 25 Mei 2025. Kami berkumpul di Bunderan Radin Inten dan berangkat menggunakan bus Puspa Jaya pada pukul 06.16 WIB menuju Gereja Santa Maria Pajar Mataram, Lampung Tengah. Seragam biru yang kami kenakan melambangkan sukacita dan kebersamaan umat yang sudah lama merindukan perjalanan rohani bersama.

Perjalanan terasa meriah, diiringi hiburan karaoke dan obrolan hangat, sambil menikmati pemandangan dan aneka camilan. Kami tiba pukul 08.10 WIB dan disambut hangat oleh Romo Stefanus Widianto Pr, pastor paroki yang sebelumnya sudah kami hubungi.

Gereja Santa Maria Pajar Mataram, di bawah Keuskupan Tanjungkarang, mengelola Gua Maria Pajar Mataram yang telah ditetapkan sebagai Porta Sancta. Tempat ini menjadi lokasi utama untuk menjalani ziarah, berdoa Rosario, mengikuti jalan salib, dan memperoleh indulgensi penuh.

Setelah rehat sejenak, kami melaksanakan Jalan Salib yang dimulai dari halaman gereja, berlanjut hingga ke area gua yang melewati persawahan. Meski jalur cukup panjang dan licin, semangat kami tidak surut. Kami tiba di perhentian ke-14 pukul 09.50 WIB.

Misa kudus dimulai pukul 10.00 WIB, dipimpin oleh Romo Wid, sapaan akrab Romo Stefanus, dan dihadiri oleh peziarah dari berbagai daerah. Seusai misa, kami berdoa di depan patung Bunda Maria, berfoto bersama, dan istirahat makan siang di halaman gereja. Sebagian membawa bekal sendiri, sebagian lainnya menikmati hidangan dari umat setempat.

Lanjutan Ziarah: Gua Maria Bandarjaya & Jojog

Pukul 12.30 WIB kami melanjutkan perjalanan ke Gua Maria Bandarjaya, yang terletak di kompleks Gereja St. Lidwina Bandarjaya. Kami disambut oleh Pastor Kepala RD Yohanes Theden Tana, Pastor Rekan RD Yohanes Baptis Widarman, dan didampingi kembali oleh Romo Wid. Doa di Gua Maria dipimpin oleh Ibu Yuli Nugrahani.

Sebagai Porta Sancta, gua ini menjadi tempat umat menimba rahmat melalui doa Rosario dan ziarah tobat. Lingkungan gereja yang asri menambah kekhusyukan momen ziarah.

Pukul 14.48 WIB, kami melanjutkan ke Gua Maria Jojog di Metro, salah satu lokasi ziarah populer, khususnya di bulan Mei dan Oktober. Kami tiba pukul 15.20 WIB dan bergabung dengan umat lain yang telah hadir lebih dulu. Doa bersama dipimpin oleh Ibu Ida dalam suasana hening dan damai yang menyelimuti area gua.

Keheningan dan kesederhanaan tempat ini menjadi daya tarik spiritual tersendiri—mengajak setiap peziarah untuk merenung, menyepi, dan menyerahkan hati sepenuhnya kepada Tuhan melalui perantaraan Bunda Maria. Setelah berdoa, kami bersantai di pelataran gereja sambil menikmati kopi, teh, dan snack, serta berbelanja di kantin paroki.

Persinggahan Terakhir: Gereja Hati Kudus Yesus Metro

Pukul 16.11 WIB, kami tiba di Gereja Katolik Hati Kudus Yesus, Metro, paroki tertua di wilayah ini yang berdiri sejak 1937 oleh Pastor M. Gerardus Neilen SCJ untuk melayani para transmigran Jawa. Kini dilayani oleh Pastor Kepala RD F. X. Cahyo Handoko dan Pastor Rekan RD Markus Widiyoko, dengan sekitar 8.000 umat yang tersebar di 15 stasi.

Gereja ini aktif dalam kegiatan pastoral, pelayanan sosial, dan dialog antarumat beragama. Misa rutin diadakan setiap hari dan pada akhir pekan, menjadikannya pusat iman dan pelayanan bagi umat Metro. Tempat ini juga akan menjadi salah satu Porta Sancta selama Tahun Suci 2025.

Doa di Porta Sancta Gereja Hati Kudus Yesus di pandu oleh pak Meimanto 

Setelah menutup ziarah kami dengan kunjungan ke gereja ini, tepat pukul 17.32 WIB, kami kembali ke Bandar Lampung, membawa pulang pengalaman iman, sukacita komunitas, dan pengharapan baru dalam Kristus Sang Pintu Keselamatan.































 

 

No comments: