1 Maret 2025. Gunung Betung Via Wiyono
Gunung Betung adalah salah satu gunung berapi tua yang terletak di Provinsi Lampung, dengan ketinggian mencapai 1.240 meter di atas permukaan laut (mdpl). Terletak hanya sekitar 15 km dari pusat Kota Bandar Lampung, gunung ini menawarkan pemandangan eksotis, udara segar, serta beragam aktivitas alam terbuka yang menarik bagi para pencinta alam.
Daya Tarik Utama Gunung Betung
- Pendakian
yang Menantang
Gunung Betung memiliki jalur pendakian utama yang melalui Desa Wiyono. Jalur ini cukup menantangkarena medannya yang licin, berbatu, serta tanjakan curam yang menguras stamina. Pendakian ke puncak biasanya memakan waktu 3–4 jam, tergantung kondisi fisik pendaki dan cuaca.
- Air Terjun gunung
Betung
Sebelum mencapai puncak, pendaki dapat menikmati keindahan Air Terjun Pemandian Bidadari, yang terletak sekitar 30 menit dari pos pendaftaran. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter, dan dikenal karena suasananya yang tenang dan sejuk, sangat cocok untuk melepas penat. Camping di Alam Terbuka
Gunung Betung memiliki dua area camping ground yang bisa dipilih oleh para pendaki. Area pertama berada di basecamp pendakian. Area kedua berada lebih dekat ke pos awal, sekitar 45 menit perjalanan dari basecamp. Lokasi ini menyediakan toilet dan sumber air bersih, sangat cocok untuk bermalam sambil menikmati keheningan alam.- Puncak
dengan Pepohonan yang Rindang
Dari puncak Gunung Betung, pengunjung disambut oleh hamparan pepohonan tinggi yang rimbun dan hijau, di mana udara segar pegunungan yang bersih menyelimuti setiap sudutnya. Di antara lumut yang lembut dan rindangnya kanopi pohon, puncak ini menawarkan suasana sejuk dan damai, seolah menjadi pelukan alam yang menenangkan jiwa. Dari ketinggian ini, mata dapat menjelajah ke cakrawala yang luas, menikmati pemandangan alam Lampung yang memukau..
- Keanekaragaman
Hayati
Gunung Betung merupakan bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman, yang menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna endemik. Anda bisa menemukan anggrek liar, elang, kera ekor panjang, serta beragam burung dan serangga langka di sepanjang jalur.
Akses dan Rute Menuju Lokasi
Gunung
Betung dapat diakses dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dari Bandar
Lampung melalui Jalan Pringsewu. Setelah melewati Pasar Wiyono, Anda
akan menemui pertigaan—beloklah ke kiri, memasuki Jalan Gunung Betung.
Jalan desa ini beraspal namun cukup rusak di beberapa bagian sejauh 3 km,
kemudian berlanjut dengan jalan berbatu sepanjang 1,5 km. Disarankan
menggunakan kendaraan berchassis tinggi terutama saat musim hujan karena
kondisi jalan sangat licin.
Harga Tiket Masuk
- Tiket Masuk: Rp15.000 per orang
- Parkir:
- Motor: Rp5.000
- Mobil: Rp10.000
Harga
tersebut sudah termasuk izin bermalam, namun belum termasuk biaya penitipan
barang jika diperlukan. Gunung Betung buka setiap hari selama 24 jam.
Catatan Perjalanan: Menembus Kabut Gunung Betung
Jam 08.04 WIB, kami berlima—Pak Christ, Bejo, Anne, Edo, dan saya—memulai pendakian dari basecamp. Jalur awal membelah kebun kakao dan durian. Jalan tanah basah dan lengket menyambut kami, penuh pertigaan yang membingungkan. Tips penting: ambillah jalur kiri yang menanjak, bukan yang ke kanan ke arah kebun.
Pukul
08.50 WIB, kami tiba di lokasi camping
pertama. Area ini biasa digunakan untuk bermalam sebelum melanjutkan ke
puncak. Terdapat toilet dan sumber air bersih, sangat membantu para
pendaki.
Melanjutkan perjalanan, kami menemui persimpangan menuju hutan yang masih menyajikan pemandangan Desa Wiyono di sisi kiri. Jalurnya belum terlalu terjal.
Pukul
09.10 WIB, kami sampai di sebuah lokasi yang
dulunya menjadi tempat berkemah, namun kini ditutup karena faktor
keselamatan. Tempat ini berada di atas aliran air terjun Gunung Betung.
Meski pemandangannya indah, lokasi ini sangat berbahaya, karena banyak
pendaki lalai dan terjatuh ke dalam jurang air terjun.
Setelah membasuh muka di sungai kecil, kami melanjutkan perjalanan menyusuri tanjakan licin dan curam. Di sinilah ujian fisik sesungguhnya dimulai. Jalur penuh akar, batu basah, dan lumut. Pukul 09.27 WIB, kami tiba di Pos 1.
Pendakian
berlanjut. Gigitan pacet mulai terasa. Gunung Betung dikenal sebagai
habitat pacet, terutama saat musim hujan. Kami sarankan menggunakan lotion
anti nyamuk atau balsam, meski tidak sepenuhnya efektif.
Tips: Jika digigit pacet, jangan langsung menariknya, karena akan menyebabkan pendarahan. Gunakan hand sanitizer, abu rokok, atau balsam untuk membuat pacet melepaskan diri secara alami.
Kami
melewati Pos 2 dan 3 (mungkin tanpa sadar), dan pukul 10.47 WIB tiba di Pos
4, dilanjutkan ke Pos 5 pada 10.57 WIB. Medan di sini sudah mulai
landai.
Pukul 11.01 WIB, kami mencapai Puncak Gunung Betung 1240 mdpl. Area puncak tidak luas, tanahnya basah dan pacet masih berkeliaran. Kami berswafoto di dekat papan nama dan bendera merah putih.
Perjalanan
berlanjut ke kompleks makam kuno. Kami menemukan satu makam tunggal,
lalu empat makam berlumut lainnya. Area ini sering dijadikan tempat ziarah
spiritual, terlihat dari adanya terpal dan bekas tempat istirahat
para peziarah.
Pukul 11.35 WIB, kami mulai menuruni gunung. Hujan sebelumnya membuat jalur turun sangat licin. Harus ekstra hati-hati agar tidak tergelincir.
Pukul
14.13 WIB, kami tiba kembali di basecamp.
Beberapa teman jatuh dan pakaiannya kotor oleh tanah, namun syukur, kami
lima orang kembali dengan selamat. Gigitan pacet memang tak bisa
dihindari, dan darah di kaki jadi kenang-kenangan perjalanan kali ini.
Tips
Penting untuk Pendaki Gunung Betung
- Gunakan sepatu gunung yang memiliki daya cengkeram baik.
- Bawa stok air dan makanan ringan yang cukup.
- Jangan lupa ponco/jas hujan, terutama saat musim hujan.
- Gunakan balsam, hand sanitizer, atau minyak kayu putih untuk mengusir pacet.
- Hormati budaya lokal, dan selalu jaga kebersihan lingkungan.
- Jika baru
pertama kali, disarankan untuk naik bersama pemandu atau
pendaki berpengalaman.
- Jaga kelestarian Gunung Betung dengan tidak meninggalkan sampah. Bawalah kembali semua sampahmu agar alam tetap bersih dan indah untuk dinikmati bersama.
Gunung Betung bukan hanya tentang menaklukkan puncaknya, tapi tentang menikmati proses, keindahan alam, dan menyatu dengan suasana hutan tropis yang kaya. Pendakian ini memang tidak mudah, tapi pengalaman dan cerita yang dibawa pulang akan sangat berharga.
Rincian Waktu Perjalanan Pendakian Gunung Betung via Wiyono
Waktu |
Lokasi / Kegiatan |
Keterangan |
08.04 WIB |
Start dari Basecamp (Pos 1) |
Awal pendakian, melewati kebun kakao & durian |
08.50 WIB |
Lokasi Camp Pertama |
Tempat istirahat/camping, ada toilet dan air bersih |
09.10 WIB |
Lokasi Camp Lama / Sungai |
Di atas Air Terjun Gunung Betung, sudah tidak diperbolehkan camping |
09.27 WIB |
Pos1 (resmi/tanda pendakian) |
Setelah tanjakan curam dan medan licin |
09.31 WIB |
Lanjut pendakian |
Medan semakin berat dan mulai ada pacet |
10.47 WIB |
Pos 4 |
Tidak diketahui melewati Pos 2 dan 3 |
10.57 WIB |
Pos 5 |
Medan mulai landai |
11.01 WIB |
Puncak Gunung Betung (1.240 mdpl) |
Foto-foto, banyak pacet, area sempit dan basah |
11.10 – 11.35 WIB |
Kunjungan ke Makam Kuno |
Ada 1 makam tunggal & 4 makam tua, area ziarah |
11.35 WIB |
Mulai perjalanan turun |
Jalan licin, hati-hati |
14.13 WIB |
Tiba kembali di Basecamp |
Selamat sampai tujuan, pakaian sebagian pendaki kotor & berdarah karena pacet |

No comments:
Post a Comment