Sunday, June 15, 2025

PACET SEBAGAI PENGINGAT, “BAHWA ALAM TAK PERNAH SEPENUHNYA RAMAH, NAMUN SELALU JUJUR”

 1 Maret 2025. Gunung Betung Via Wiyono

Gunung Betung adalah salah satu gunung berapi tua yang terletak di Provinsi Lampung, dengan ketinggian mencapai 1.240 meter di atas permukaan laut (mdpl). Terletak hanya sekitar 15 km dari pusat Kota Bandar Lampung, gunung ini menawarkan pemandangan eksotis, udara segar, serta beragam aktivitas alam terbuka yang menarik bagi para pencinta alam.

Daya Tarik Utama Gunung Betung

  1. Pendakian yang Menantang
    Gunung Betung memiliki jalur pendakian utama yang melalui Desa Wiyono. Jalur ini cukup menantang 
    karena medannya yang licin, berbatu, serta tanjakan curam yang menguras stamina. Pendakian ke puncak biasanya memakan waktu 3–4 jam, tergantung kondisi fisik pendaki dan cuaca.
  2. Air Terjun gunung Betung
    Sebelum mencapai puncak, pendaki dapat menikmati keindahan Air Terjun Pemandian Bidadari, yang terletak sekitar 30 menit dari pos pendaftaran. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 30 meter, dan dikenal karena suasananya yang tenang dan sejuk, sangat cocok untuk melepas penat.
  3. Camping di Alam Terbuka
    Gunung Betung memiliki dua area camping ground yang bisa dipilih oleh para pendaki. Area pertama berada di basecamp pendakian. Area kedua berada lebih dekat ke pos awal, sekitar 45 menit perjalanan dari basecamp. Lokasi ini menyediakan toilet dan sumber air bersih, sangat cocok untuk bermalam sambil menikmati keheningan alam.
  4. Puncak dengan Pepohonan yang Rindang
    Dari puncak Gunung Betung, pengunjung disambut oleh hamparan pepohonan tinggi yang rimbun dan hijau, di mana udara segar pegunungan yang bersih menyelimuti setiap sudutnya. Di antara lumut yang lembut dan rindangnya kanopi pohon, puncak ini menawarkan suasana sejuk dan damai, seolah menjadi pelukan alam yang menenangkan jiwa. Dari ketinggian ini, mata dapat menjelajah ke cakrawala yang luas, menikmati pemandangan alam Lampung yang memukau..
  5. Keanekaragaman Hayati
    Gunung Betung merupakan bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman, yang menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna endemik. Anda bisa menemukan anggrek liar, elang, kera ekor panjang, serta beragam burung dan serangga langka di sepanjang jalur.

Akses dan Rute Menuju Lokasi

Gunung Betung dapat diakses dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dari Bandar Lampung melalui Jalan Pringsewu. Setelah melewati Pasar Wiyono, Anda akan menemui pertigaan—beloklah ke kiri, memasuki Jalan Gunung Betung. Jalan desa ini beraspal namun cukup rusak di beberapa bagian sejauh 3 km, kemudian berlanjut dengan jalan berbatu sepanjang 1,5 km. Disarankan menggunakan kendaraan berchassis tinggi terutama saat musim hujan karena kondisi jalan sangat licin.

Harga Tiket Masuk

  • Tiket Masuk: Rp15.000 per orang
  • Parkir:
    • Motor: Rp5.000
    • Mobil: Rp10.000

Harga tersebut sudah termasuk izin bermalam, namun belum termasuk biaya penitipan barang jika diperlukan. Gunung Betung buka setiap hari selama 24 jam.

 

Catatan Perjalanan: Menembus Kabut Gunung Betung

Jam 08.04 WIB, kami berlima—Pak Christ, Bejo, Anne, Edo, dan saya—memulai pendakian dari basecamp. Jalur awal membelah kebun kakao dan durian. Jalan tanah basah dan lengket menyambut kami, penuh pertigaan yang membingungkan. Tips penting: ambillah jalur kiri yang menanjak, bukan yang ke kanan ke arah kebun.

Pukul 08.50 WIB, kami tiba di lokasi camping pertama. Area ini biasa digunakan untuk bermalam sebelum melanjutkan ke puncak. Terdapat toilet dan sumber air bersih, sangat membantu para pendaki.

Melanjutkan perjalanan, kami menemui persimpangan menuju hutan yang masih menyajikan pemandangan Desa Wiyono di sisi kiri. Jalurnya belum terlalu terjal.

Pukul 09.10 WIB, kami sampai di sebuah lokasi yang dulunya menjadi tempat berkemah, namun kini ditutup karena faktor keselamatan. Tempat ini berada di atas aliran air terjun Gunung Betung. Meski pemandangannya indah, lokasi ini sangat berbahaya, karena banyak pendaki lalai dan terjatuh ke dalam jurang air terjun.

Setelah membasuh muka di sungai kecil, kami melanjutkan perjalanan menyusuri tanjakan licin dan curam. Di sinilah ujian fisik sesungguhnya dimulai. Jalur penuh akar, batu basah, dan lumut. Pukul 09.27 WIB, kami tiba di Pos 1.

Pendakian berlanjut. Gigitan pacet mulai terasa. Gunung Betung dikenal sebagai habitat pacet, terutama saat musim hujan. Kami sarankan menggunakan lotion anti nyamuk atau balsam, meski tidak sepenuhnya efektif.

Tips: Jika digigit pacet, jangan langsung menariknya, karena akan menyebabkan pendarahan. Gunakan hand sanitizer, abu rokok, atau balsam untuk membuat pacet melepaskan diri secara alami.

Kami melewati Pos 2 dan 3 (mungkin tanpa sadar), dan pukul 10.47 WIB tiba di Pos 4, dilanjutkan ke Pos 5 pada 10.57 WIB. Medan di sini sudah mulai landai.

Pukul 11.01 WIB, kami mencapai Puncak Gunung Betung 1240 mdpl. Area puncak tidak luas, tanahnya basah dan pacet masih berkeliaran. Kami berswafoto di dekat papan nama dan bendera merah putih.

Perjalanan berlanjut ke kompleks makam kuno. Kami menemukan satu makam tunggal, lalu empat makam berlumut lainnya. Area ini sering dijadikan tempat ziarah spiritual, terlihat dari adanya terpal dan bekas tempat istirahat para peziarah.

Pukul 11.35 WIB, kami mulai menuruni gunung. Hujan sebelumnya membuat jalur turun sangat licin. Harus ekstra hati-hati agar tidak tergelincir.

Pukul 14.13 WIB, kami tiba kembali di basecamp. Beberapa teman jatuh dan pakaiannya kotor oleh tanah, namun syukur, kami lima orang kembali dengan selamat. Gigitan pacet memang tak bisa dihindari, dan darah di kaki jadi kenang-kenangan perjalanan kali ini.


Tips Penting untuk Pendaki Gunung Betung

  • Gunakan sepatu gunung yang memiliki daya cengkeram baik.
  • Bawa stok air dan makanan ringan yang cukup.
  • Jangan lupa ponco/jas hujan, terutama saat musim hujan.
  • Gunakan balsam, hand sanitizer, atau minyak kayu putih untuk mengusir pacet.
  • Hormati budaya lokal, dan selalu jaga kebersihan lingkungan.
  • Jika baru pertama kali, disarankan untuk naik bersama pemandu atau pendaki berpengalaman.
  • Jaga kelestarian Gunung Betung dengan tidak meninggalkan sampah. Bawalah kembali semua sampahmu agar alam tetap bersih dan indah untuk dinikmati bersama.

Penutup

Gunung Betung bukan hanya tentang menaklukkan puncaknya, tapi tentang menikmati proses, keindahan alam, dan menyatu dengan suasana hutan tropis yang kaya. Pendakian ini memang tidak mudah, tapi pengalaman dan cerita yang dibawa pulang akan sangat berharga.

 

 

 



Rincian Waktu Perjalanan Pendakian Gunung Betung via Wiyono

Waktu

Lokasi / Kegiatan

Keterangan

08.04 WIB

Start dari Basecamp (Pos 1)

Awal pendakian, melewati kebun kakao & durian

08.50 WIB

Lokasi Camp Pertama

Tempat istirahat/camping, ada toilet dan air bersih

09.10 WIB

Lokasi Camp Lama / Sungai

Di atas Air Terjun Gunung Betung, sudah tidak diperbolehkan camping

09.27 WIB

Pos1 (resmi/tanda pendakian)

Setelah tanjakan curam dan medan licin

09.31 WIB

Lanjut pendakian

Medan semakin berat dan mulai ada pacet

10.47 WIB

Pos 4

Tidak diketahui melewati Pos 2 dan 3

10.57 WIB

Pos 5

Medan mulai landai

11.01 WIB

Puncak Gunung Betung (1.240 mdpl)

Foto-foto, banyak pacet, area sempit dan basah

11.10 – 11.35 WIB

Kunjungan ke Makam Kuno

Ada 1 makam tunggal & 4 makam tua, area ziarah

11.35 WIB

Mulai perjalanan turun

Jalan licin, hati-hati

14.13 WIB

Tiba kembali di Basecamp

Selamat sampai tujuan, pakaian sebagian pendaki kotor & berdarah karena pacet

 



































No comments: